Diagram Aerologis dan Aplikasi Raob Guna Analisis Cuaca

Climate4life - Artikel kali ini membahas Diagram Aerologis dan Aplikasi Raob yang rutin digunakan dalam menganalisis Cuaca".  

Bagian lain dalam mempelajari cuaca secara praktek adalah dengan belajar membuat diagram aerologis.

Jika sudah merasa cukup paham dengan konsep fisisnya maka kita gunakan aplikasi Raob agar lebih mudah membuat analisis sebagai dasar prediksi cuaca.

Sebelum lanjut membuat analisis cuaca dengan diagram aerologis, baiknya membaca beberapa hal pada topik sebelumnya:





1. Diagram Aerologis

Perubahan yang dialami paket udara sebagaimana telah dibahas pada topik-topik di atas dapat dipaparkan dalam suatu diagram termodinamika.

Di Indonesia adalah jenis diagram aerologis. Diagram tersebut merupakan transformasi fungsi tekanan (p) dan volume spesifik (v).

Dalam diagram aerologsi tersebtu berisi minimal 5 set garis isoplet yaitu, isobar, isoterm, garis adiabatik kering, garis adiabatik basah dan garis perbandingan campuran jenuh tetap (Prawirowardoyo, 1996)

Diagram aerologis tersebut seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Contoh diagram aerologi


Dengan mengikuti metode plotting suhu dan suhu titik embun berdasarkan proses adiabatik maka akan didapatkan beberapa keadaan yaitu:


1. ConvectionCondensation Level (CCL)
Merupakan ketinggian dimana parsel udara yang dipanasi dari bawah akan naik secara adiabatik sampai menjadi jenuh.

CCL merupakan ketinggian dasar awan cumuliform yang hanya disebabkan oleh konveksi termal.



2. Lifting Condensation Level (LCL)
Merupakan ketinggian pada saat paket udara yang naik secara adiabatik kering mulai jenuh dan merupakan ketinggian dasar awan.

Ketinggian LCL berada dibawah CCL. Tetapi jika ada lapse rate maka ketinggian LCL dan CCL menjadi sama.



3. Level of Free Convection (LFC)
Merupakan ketinggian dimana parsel udara mulai bergerak bebas secara vertikal karena suhunya yang menjadi lebih rendah sampai kemudian menjadi tidak jenuh lagi.

Ketinggian dimana LFC terhenti merupakan ketinggian puncak awan.



4. Tropopause Level
Menyatakan ketinggian tropopause, batas antara lapisan troposfer dengan stratosfer yang ditandai ada kenaikan suhu terhadap ketinggian.



5. Freezing Level,
Menyatakan ketinggian di mana suhu mencapai 0 ºC.



6. Convection Avaliable Potential Energy
Menyatakan energi potensial yang tersedia untuk proses konvektif.



7. Potential Temperature
Menyatakan suhu yang harus dimiliki suatu parsel udara jika dibawa secara adiabatik kering ke ketinggian 1000 mb.



8. Convection Temperature
Menyatakan suhu di permukaan yang harus dicapai untuk memulai pembentukan awan-awan konvektif melalui pemanasan permukaan dan lapisan udara.



9. Precipitable Water
Menyatakan tinggi kolom air di atmosfer yang dapat curah menjadi hujan.



10. Lifting Condensation Level (LCL)
Merupakan ketinggian pada saat paket udara yang naik secara adiabatik kering mulai jenuh dan merupakan ketinggian dasar awan.

Ketinggian LCL berada dibawah CCL. Tetapi jika ada lapse rate maka ketinggian LCL dan CCL menjadi sama.



11. Level of Free Convection (LFC)
Merupakan ketinggian dimana parsel udara mulai bergerak bebas secara vertikal karena suhunya yang menjadi lebih rendah sampai kemudian menjadi tidak jenuh lagi.

Ketinggian dimana LFC terhenti merupakan ketinggian puncak awan.



12. Tropopause Level
Menyatakan ketinggian tropopause, batas antara lapisan troposfer dengan stratosfer yang ditandai ada kenaikan suhu terhadap ketinggian.



13. Freezing Level
Menyatakan ketinggian dimana suhu mencapai 0 ºC.



14. Convection Avaliable Potential Energy
Menyatakan energi potensial yang tersedia untuk proses konvektif.



15. Potential Temperature
Menyatakan suhu yang harus dimiliki suatu parsel udara jika dibawa secara adiabatik kering ke ketinggian 1000 mb.



16. Convection Temperature
Menyatakan suhu di permukaan yang harus dicapai untuk memulai pembentukan awan-awan konvektif melalui pemanasan permukaan dan lapisan udara.



17. Precipitable Water
Menyatakan tinggi kolom air di atmosfer yang dapat curah menjadi hujan.



2. Aplikasi Raob

Aplikasi RAOB 5.5 adalah software yang bekerja pada sistem Windows yang digunakan untuk memplot, menghitung, dan menganalisa kondisi paket udara yang bergerak vertikal di atmosfer.

Juga dapat menentukan stabilitas atmosfer, tinggi dasar awan dan puncak awan, proses icing, dan energi konvektif.

Gerak vertikal yang berkaitan dengan stabilitas atmosfer yang dapat kita analisis dengan aplikasi Raob tersebut akan memberikan kita gambaran potensi cuaca beberapa waktu ke depan.

Input data dalam format txt yang merupakan laporan observasi udara atas yang telah disusun dalam sandi tertentu.

Gambar 2. Contoh output Raob


Keterangan:
  1. Garis suhu
  2. Garis suhu titik embun
  3. Jenis, dasar dan tinggi puncak awan
  4. Informasi data fisis dan indeks stabilitas
  5. Indikator stabilitas lingkungan
  6. Arah dan kecepatan angin pada setiap lapisan

Software ini didasarkan dari suatu diagram termodinamika sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. 


Secara ringkas alur kerja dan menu yang terdapat pada RAOB 5.5 adalah sebagai berikut:
  • Open sounding
Membuat plotting aerologi dari data sounding dalam format txt yang tersusun dalam suatu sandi yang telah ditetapkan.

Data tersebut hanya berisi data suhu dan selisih suhu dengan titik embunnya serta arah dan kecepatan angin. Pada menu ini juga dapat ditampilkan gambar analisa hodograf.


  • Listing
Berisi data olahan dari data sounding yang telah tersusun berdasarkan ketinggian geopotensial dan tekanan udara dalam milibar di mana suhu titik embun dan kelembaban nisbi (RH) ditampilkan sesuai lapisannya.

Selain itu terdapat hasil analisa data sounding dan kondisi stabilitas atmosfer.


  • Analyze
Untuk menampilkan analisa yang dibutuhkan pada gambar plotting seperti garis suhu bola basah, RH, Mountain wave dan formasi awan.


  • Option
Untuk memilih informasi sesuai yang diinginkan, seperti tampilan ketinggian dalam milibar atau meter, format garis yang diinginkan dan satuan untuk suhu udara.


  • Compare,
Untuk membandingkan plotting lebih dari 1 data, dan maksimal 4 data.



Demikian sekilas tentang Diagram Aerologis dan Aplikasi Raob yang dapat kita gunakan sebagai dasar membuat prediksi cuaca.

Semoga bermanfaat.

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

4 Comments

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.