Informasi Gempa Terkini BMKG

Gambar Fitur

Data gempa terkini BMKG
Dirasakan (skala MMI):

Daftar 15 Gempabumi Dirasakan

No. Urut Tanggal & Jam Magnitudo Kedalaman Lokasi & Dirasakan di Wilayah

Tentang Gempa Terkini dan Gempa Dirasakan

Gempa Terkini

Informasi gempa bumi terkini BMKG merupakan informasi tentang kejadian gempa terbaru di wilayah Indonesia yang dirilis oleh BMKG. Informasi gempa terkini mencakup parameter:
  • Tanggal kejadian gempa terkini,
  • Lokasi lintang dan bujur gempa terkini,
  • Magnitudo atau kekuatan gempa terkini,
  • Kedalaman pusat gempa terkini,
  • Episenter atau lokasi di permukaan dari gempa terkini,
  • Dampak berdasarkan skala MMI gempa terkini tersebut,

Informasi gempa terkini BMKG seketika dirilis ke berbagai media informasi yang dimiliki oleh BMKG agar masyarkat bisa langsung mendapatkan informasinya.


Peta Lokasi Gempa Terkini

Merupakan peta bumi yang berisi koordinat dari lokasi gempa bumi terkini. Peta lokasi gempa terkini BMKG dilengkapi juga dengan informasi parameter gempa seperti maginitudo gempa terkini, waktu kejadian gempa terkini hingga informasi kedalaman pusat gempa terkini tersebut.



Gempa Dirasakan

BMKG juga selalu merilis 15 kejadian gempabumi terakhir yang dirasakan oleh masyakarakat. Gempabumi dirasakan tersusun dalam tabulasi yang memuat 15 kejadian gempabumi dilengkapi parameter:
  • Tanggal kejadian gempa dirasakan,
  • Lokasi lintang dan bujur gempa dirasakan,
  • Magnitudo atau kekuatan gempa dirasakan,
  • Kedalaman pusat gempa dirasakan,
  • Episenter atau lokasi di permukaan dari gempa dirasakan,
  • Dampak berdasarkan skala MMI gempa terkini dirasakan,



Simbol Parameter Gempa

Informasi gempa terkini dan gempa dirasakan dari BMKG tersebut disampaikan dengan parameter sebagai berikut:
  • Tanggal dan kejadian gempa terkini;
  • Kekuatan gempa terkini;
  • Kedalaman gempa terkini;
  • Lokasi atau koordinat gempa terkini;
  • Jarak wilayah tertentu ke pusat gempa terkini;
  • Potensi ada tidaknya tsunami akibat gempa terkini.


Skala Intensitas Gempabumi (SIG) BMKG: Memahami Dampak Gempa dengan Lebih Baik

Skala Intensitas Gempabumi (SIG) BMKG adalah alat penting yang digunakan untuk menyatakan dampak yang timbul akibat terjadinya gempabumi.

SIG-BMKG dirancang dengan mengakomodir karakteristik budaya dan struktur bangunan di Indonesia, menjadikannya lebih relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Skala ini memiliki lima tingkatan (I-V) untuk menggambarkan tingkat dampak gempabumi.

Skala Intensitas Gempabumi BMKG



Tingkatan Skala SIG BMKG


I. Putih - TIDAK DIRASAKAN
   - Tidak dirasakan atau hanya dirasakan oleh beberapa orang dan tercatat oleh alat.
   - Skala MMI: I-II
   - PGA (gal): < 2.9

II. Hijau - DIRASAKAN (Felt)
   - Dirasakan oleh banyak orang tetapi tidak menimbulkan kerusakan serius.
   - Benda-benda ringan yang digantung dapat bergoyang dan jendela kaca bergetar.
   - Skala MMI: III-V
   - PGA (gal): 2.9-88

III. Kuning - KERUSAKAN RINGAN (Slight Damage)
   - Bagian non-struktural bangunan mengalami kerusakan ringan, seperti retak pada dinding.
   - Atap bergeser ke bawah dan sebagian berjatuhan.
   - Skala MMI: VI
   - PGA (gal): 89-167

IV. Jingga - KERUSAKAN SEDANG (Moderate Damage)
   - Retakan banyak terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah.
   - Plester dinding sebagian lepas, atap bergeser ke bawah.
   - Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai sedang.
   - Skala MMI: VII-VIII
   - PGA (gal): 168-564

V. Merah - KERUSAKAN BERAT (Heavy Damage)
   - Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh.
   - Struktur bangunan mengalami kerusakan berat.
   - Rel kereta api melengkung.
   - Skala MMI: IX-XII
   - PGA (gal): > 564


Manfaat SIG-BMKG

SIG-BMKG memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memahami tingkatan dampak gempabumi dengan lebih baik dan akurat. Selain itu, skala ini juga bermanfaat dalam penyampaian informasi terkait mitigasi gempabumi dan memberikan dasar untuk respon cepat pada kejadian gempabumi yang merusak.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang SIG-BMKG, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi risiko dan mengambil tindakan yang tepat saat terjadi gempabumi. Semakin banyak informasi yang disebarkan, semakin tinggi kesadaran dan kesiapan masyarakat terhadap ancaman gempabumi di Indonesia.


Tentang Gempa Bumi

Gempa bumi adalah perisitiwa pelepasan energi dari terakumulasinya gaya akibat stress (tekanan) dalam bumi dalam bentuk gelombang seismik. 

Dampak dari pelepasan energi dalam bentuk gelombang seismik tersebut dirasakan dalam bentuk getaran atau goyangan dipermukaan bumi.

  • Ketika gempa bumi terjadi dengan kekuatan > 5 SR maka BMKG akan segera merilis menjadi informasi gempa terkini sebagaimana tampilan di atas.
  • Jika gempa bumi terjadi dengan kekuatan < 5 SR maka BMKG akan merilisnya sebagai menjadi informasi gempa dirasakan sebagaimana tampilan kedua di atas.

Pusat gempa bumi, merupakan titik (tepatnya area karena merupakan luasan) di dalam bumi di mana gempa terjadi disebut hiposenter dan titik di permukaan bumi tepat di atas hiposenter disebut episenter (1).

  • Pusat gempa bumi inilah yang dinyatakan dalam koordinat lintang dan bujur pada informasi gempa terkini dan gempa dirasakan dari BMKG.
  • Hiposenter dinyatakan sebagai kedalaman pusat gempa dalam informasi gempa terkini atau juga gempa yang dirasakan.
  • Adapun episenter menjadi parameter untuk menyatakan jarak dari satu kota atau lokasi terhadap pusat gempa bumi terkini serta gempa dirasakan.

Karena perambatan gelombang gempa merupakan gelombang seismik maka alat untuk merekamnya disebut seismograf dan hasil rekaman disebut seismogram.

Dari rekaman tersebut maka dapat disimpulkan penyebab terjadinya, lokasi asalnya, kekuatannya, jenisnya serta sifat-sifatnya. Bahkan dari gelombang gempa tersebut dapat diketahui struktur bagian bumi.

Gelombang seismik sendiri adalah gelombang mekanis yang muncul akibat adanya gempa bumi. Adapun pengertian gelombang secara umum adalah fenomena perambatan gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. 

Gangguan ini mula-mula terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan ataupun osilasi rapat massa.

Dalam hal ini akan terjadi transportasi energi karena perambatan getaran tersebut (2).

Tipe-tipe gelombang seismik (2) sebagai berikut:

1. Menurut cara bergetarnya:
  • Gelombang longitudinal;
Merupakan gelombang di mana arah getar (osilasi) partikel-partikel medium searah dengan penjalarannnya.

Disebut juga gelombang kompresi karena terbentuk dari osilasi tekanan yang menjalar dari satu tempat ke tempat lain.

Merupakan gelombang P (primary) karena tiba lebih awal dari dibanding gelombang-gelombang lain.

  • Gelombang transversal; 
Arah getar tegak lurus terhadap arah penjalarannya. Disebut juga gelombang rotasi. Merupakan gelombang S (sekondary) karena tiba setelah gelombang P. 

Bila arah getar gelombang S terpolarisasi pada bidang vertikal maka disebut SV dan jika pada bidang horizontal di sebut SH.

  • Gelombang rayleigh, merupakan kombinasi dari gelombang P dan S misalnya P-SV.

2. Menurut tempat menjalarnya, terdiri dari:
  • Body wave atau gelombang tubuh, merambat masuk medium
  • Surface wave atau gelombang permukaan.

Intensitas atau kekuatan gempa bumi didasarkan pada amplitudo gelombang seismik yang terekam pada seismogram dan dinyatakan dalam skala richter (SR).

Gempa bumi yang merusak biasanya mempunyai kekuatan (magnitudo) lebih dari 6 SR, walau sebenarnya ditentukan pula oleh kedalaman hiposenternya.

Berdasarkan proses terjadinya (1), gempa bumi dibagi menjadi:
  • Gempa pendahuluan, amplitudo kecil dan terjadi sebelum gempa utama.
  • Gempa utama, amplitudonya besar sehingga dapat dirasakan oleh manusia.
  • Gempa susulan, terjadinya setelah gempa utama, lemah tetapi terjadi berulang.

Berdasarkan kedalaman hiposenter (1), gempa bumi dibagi menjadi:
  • Gempa dalam, kedalam hiposenter lebih dari 300 km yang dapat mencapai permukaan tetapi amplitudonya menjadi kecil sehingga intensitasnya melemah.
  • Sedang, hiposenter antara 60 – 300 km. Pada umumnya jarang menimbulkan kerusakan di permukaan bumi.
  • Gempa dangkal, hiposenter kurang dari 60 km. Pada umumnya menimbulkan kerusakan di permukaan bumi karena amplitudo yang mencapai permukaan besar sehingga intensitasnya masih kuat.

Diringkas dari:
[1] Tjasono Hk, Bayong., 2003, Geosains, Penerbit ITB, Bandung
[2] Munadi, Suprajitno., 2000, Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi, UI, Depok.

Post a Comment