Informasi Hotspot dan Sebaran Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Hari Ini


Climate4life.info - Peta titik panas (hotspot) dan sebaran asap kebakaran hutan dan lahan hari ini sebagaimana tersaji di bawah ini.


Sebaran titik panas hari ini | BMKG


Sebaran titik panas hari ini | GeoHotspot BMKG


Citra deteksi asap karhutla | BMKG






Gambar sebaran titik panas atau hotspot serta informasi penyebaran asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas bersumber dari BMKG/link/button/#1E90FF.



Hotspot atau titik Panas

Hotspot atau titik panas adalah suatu area di mana suhunya terpantau lebih tinggi dibanding suhu pada kawasan sekitarnya.


Perbedaan suhu tersebut kemudian diidentifikasi melaui sensor satelit yang kemudian dipetakan sebagai titik dengan lintang dan bujur tertentu. 


Pemantauan hotspot hari ini menjadi menjadi karena merupakan indikator awal adanya kebakaran hutan lahan sebagai disebut dalam Permenhut No. P 12/ PMenhut-II/ 2009. 

keberadaan hotspot pada peta di atas ditunjukkan oleh bulatan berwarna merah, kuning dan hijau yang menggambarkan tingkat kepercayaan hotspot itu sendiri, yaitu:
  • Merah; tingkat kepercayaan >=80%, segera kegiatan penanggulangan;
  • Kuning; tingkat kepercayaan antara 30% sampai dengan <80%, waspada;
  • Hijau; tingkat kepercayaan <30 %, perlu diperhatikan.

Kebakaran hutan dan lahan sendiri biasanya dimulai dengan terjadinya jeda hujan atau Hari Tanpa Hujan (HTH)/link/button/#1E90FF

Beberapa  kajian menyatakan pada HTH = 5 hari maka hotspot berupa titik panas mulai muncul. Jika HTH terus berlanjut maka titik panas berpotensi berkembang menjadi titik api.

Beberapa hal yang harus kita catat dalam interpretasi hotspot menurut Lapan adalah sebagai berikut:
  1. Tolerasi koordinat hotspot dari satelit mencapai 2 km. Jadi saat kita ingin mencari keberadaan suatu titik hotspot di lapangan maka area yang harus kita susur bisa mencapai 2 km.
  2. Jumlah hotspot bukanlah merupakan jumlah kebakaran di lapangan karena beberapa kejadian kebakaran dalam radius 500 m  dapat saja terdeteksi sebagai satu hotspot. Atau sebaliknya satu kebakaran kecil namun suhunya sangat tinggi dapat dideteksi oleh satelit lebih dari satu hotspot.
  3. Jumlah hotspot tidak mencerminkan luas area kebakaran.

Pada peta hotspot hari ini di atas, BMKG mendeteksi titik panas tersebut menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) yang dapat memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan. 

Pemantauan ini dilakukan pada siang dan juga malam hari untuk masing-masing satelit tersebut.


Hambatan yang paling utama adanya tutupan awan.  Biasanya hotspot di wilayah yang terutup awan tersebut tidak terdeteksi.



GeoHotspot

Peta GeoHotspot merupakan produk BMKG dengan memanfaatkan  citra satelit Himawari-8 dengan menggunakan data suhu kecerahan kanal infrared untuk filtering awan. 

Dengan kemudian dapat menentukan anomali suhu panas yang menunjukkan potensi terjadi kebakaran hutan yang ditandai dengan titik merah. 

Pada peta GeoHotspot ditampilkan juga citra RGB pada kanal visibel dan near infrared guna mendeteksi potensi sebaran asap yang akan diberi warna coklat jika memang terdeteksi.



Sebaran Asap

Citra sebaran asap pada gambar di atas merupakan hasil analisis sebaran asap berdasarkan metode RGB (Red Green Blue).

Hasil analisis tersebut di tumpang lapis dengan data arah dan kecepatan angin pada lapisan 1000 mb, serta data titik panas berdasarkan Geohotspot sebagai diuraikan sebelumnya di atas.

Citra sebaran asap kebakaran hutan dan lahan hari ini, wilayah sebaran asap akan di tandai dengan poligon berwarna merah.


Karena mengandalkan penggunaan kanal visibel pada kombinasi RGB, ketersedian peta sebaran asap karhutla ini hanya tersedia pada siang hingga sore hari.


Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

0 Comments