Peta Hari Tanpa Hujan (HTH) BMKG |
Climate4life.info - Peta Monitoring untuk Hari Tanpa Hujan (HTH) BMKG pada gambar di atas, merupakan salah satu indikator awal terjadinya kekeringan meteorologis.
- Tentang BMKG: Lembaga Layanan Multisektor, Profil dan Sejarah BMKG
Peta Monitoring untuk Hari Tanpa Hujan (HTH) di atas dirilis BMKG setiap sepuluh hari yaitu pada setiap tanggal 1, 11 dan 21.
Konsep Hari Tanpa Hujan (HTH)
Hari Tanpa Hujan atau disingkat HTH adalah hari di mana tidak terjadi hujan atau curah hujannya kurang dari 1 milimeter (<1 mm) secara berturut-turut yang dianalisis ke belakang sejak hari pengamatan terakhir, hingga didapati hari hujan terakhir [1].
- Hari hujan adalah hari dengan curah hujan lebih dari atau sama dengan 1 milimeter (>= 1 mm). Selengkapnya: Arti hujan 1 milimeter.
Jika pada tanggal terakhir pengamatan tidak ada hujan, maka dihitung sesuai dengan kriteria HTH. Adapun tanggal pengamatan terakhir ditetapkan adalah setiap tanggal 10, 20 dan akhir bulan setiap bulannya.
Kriteria HTH
Kriteria yang digunakan dalam penyusunan peta monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) sebagai berikut:
- 1 - 5 HTH : Sangat Pendek
- 6 - 10 HTH : Pendek
- 11 - 20 HTH : Menengah
- 21 - 30 HTH : Panjang
- 31 - 60 HTH : Sangat Panjang
- >61 HTH : Kekeringan Ekstrim
- HH Masih ada hujan
Setiap kriteria Hari Tanpa Hujan (HTH) dalam peta monitoring diberi bullet dengan warna tertentu seperti yang terlihat pada Gambar 1 di atas.
Contoh perhitungan HTH adalah sebagai berikut:
Contoh tabel perhitungan kriteria Hari Tanpa Hujan (HTH) |
Pada tabel di atas adalah data curah hujan harian pada tiga pos mulai 21 Juli dengan tanggal pengamatan terakhir pada 20 Agustus 2019.
Selanjutnya Hari Tanpa Hujan (HTH) pada masing-masing pos dihitung ke belakang sampai ditemukan tanggal dengan kategori Hari Hujan (HH). Maka:
- Pos 1 HTH hanya 1 hari yang artinya "sangat pendek", karena pada tanggal 19 Agustus sudah merupakan hari hujan dengan curah hujan >= 1 mm.
- Pos 2 HTH mencapai 23 hari atau dengan kategori "panjang" di mana hari hujan baru ditemukan pada tanggal 28 Juli yaitu sebesar 16 mm.
- Pos 3 tidak terjadi HTH karena pada tanggal pengamatan terakhir yaitu 20 Agustus masih terjadi hujan >=1 mm, yaitu mencapai 26 mm.
Hari Tanpa Hujan (HTH) versus Dry Spell WMO
Konsep Hari Tanpa Hujan (HTH) serupa dengan konsep "Dry Spell". Dry spell dalam meteoterm WMO [2] didefinisikan sebagai berikut:
Merujuk definisi di atas artinya "dry spell" juga sama didasarkan pada hari dengan curah hujan kurang dari 1 milimeter.
Perbedaan konsep Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan Dry Spell WMO adalah terletak pada tanggal pengamatan terakhir. HTH tanggal pengamatan terakhir sudah ditetapkan pada setiap tanggal 10, 20 dan akhir bulan.
Adapun dry spell ditetapkan pada kapan saja pada tanggal kejadian saat sudah terjadi minimal lima hari berturut curah hujan kurang dari 1 mm.
Tentang konsep Hari Tanpa Hujan (HTH) yang berlaku di Indonesia telah menjadi pertimbangan WMO juga dalam panduannya mengenai monitoring kejadian cuaca dan iklim ekstrem [4].
- Tentang WMO: Organisasi Meteorologi Dunia
Hari Tanpa Hujan (HTH) dan Kekeringan Meteorologis
Kekeringan adalah keadaan berupa berkurangnya kebutuhan air bagi kehidupan makhluk hidup dalam suatu wilayah [3].
Kekeringan sendiri merupakan salah satu bencana yang bersifat lambat terjadinya (slow onset) namun memberi dampak akumulasi yang besar dalam jangka waktu yang panjang.
- Selengkapnya tentang kekeringan dan klasifikasinya
Adapun kekeringan meteorologis adalah kekeringan di mana kondisi di mana curah hujan sudah berkurang dibanding dengan rata-ratanya baik pada skala bulanan ataupun tahunan.
Kekeringan meteorologis ini belum tentu memberi dampak ancaman kekeringan.
Namun, pada tempat-tempat yang miskin ketersediaan air tanah dan sangat bergantung pada hujan, kekeringan meteorologis tentu saja sudah akan memberikan dampak yang serius.
Saat ini dalam pemantauan kekeringan dalam klasifikasi kekeringan meteorologis BMKG menggunakan salah satu indikator yaitu Hari Tanpa Hujan (HTH), disamping indikator lainnya [4].
Dalam Peraturan BMKG No, 9 tahun 2019 tentang Penyediaan dan Penyebaran Peringatan Dini Iklim Ekstrim disebutkan bahwa Peringatan Dini Potensi Kekeringan Meteorologis dilakukan dengan mempertimbangkan paling sedikit:
- Hari Tanpa Hujan (HTH) ;
- Prakiraan Probabilitas Curah Hujan Dasarian; dan
- Indeks Curah Hujan Terstandardisasi (SPI).
Berdasarkan Hari Tanpa Hujan (HTH) yang mencapai kriteria "sangat panjang" atau telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari atau minimal 21 hari, maka BMKG akan merilis peringatan dini kekeringan meteorologis.
Karena, jika kekeringan meteorologis terus berlanjut maka akan diikuti berkurangnya sumber-sumber air seperti sungai, air tanah, waduk, danau dan ataupun tempat cadangan air lainnya.
Sampai di sini dapat dinyatakan kekeringan hidrologis telah terjadi.
Dengan adanya peringatan dini kekeringan meteorologis, maka para pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah penanganan agar krisis air menuju terjadinya kekeringan hidrologis tidak membawa dampak yang berarti.
Referensi
Ulasan Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH), Indikator Kekeringan Meteorologis ini bersumber dari:
- BMKG : Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-Turut
- WMO : Event types of hazards and extreme events
- WMO : Guidelines on The Defintion and Monitoring of Extreme Weather and Climate Events
- BMKG : Peraturan BMKG No, 9 tahun 2019 tentang Penyediaan dan Penyebaran Peringatan Dini Iklim Ekstrim
30 Comments
apa yang harus dilakukan jika ada kekeringan semacam itu?
ReplyDeleteBerhemat air mas :)
DeletePulau Jawa parah juga, ya. Di kampung saya lupa kapan terakhie hujan. Bulan Agustus ini pernah hujan satu kali saha dan sudah bikin udara segar sayang hanya sebentar.
ReplyDeleteEntahlah, saya lebih sensitif karena terbiasa dengan alam dan udara di pegunungan jadinya kalau ada yang berubah beda dari biasanya saya bisa merasakan.
Kemarau bikin udara dingin banget jika malam sampai pagi. lalu panas membara kala siang sampai sore.
Rasanya hari tanpa hujan dari tahun ke tahun apakah ada semacam perubahan? Jangka waktu tanpa hujan kian panjang saja?
Semoga hujan segera turun banyak bu, biar udara jadi segar kembali, debu-debu di udara tercuci habis.
DeleteYa emang kalo lagi kemarau paginya akan sangat dingin sekali.
hujan-kemarau ada polanya. dalam jangka pendek biasanya hanya variabilitas saja lebih pendek atau menjadi lebih panjang kemaraunya.
Makasih kaka infonya
ReplyDeleteSama-samba mb Astuti. semiga bermanfaat
Deletekalau berlaku kekeringan seperti itu, maka akan ada juga angin panas?
ReplyDeleteUntuk wilayah Asean pola iklimnya tidak terpengaruh heatwave cik
DeleteSawah2 udah mulai kering
ReplyDeleteSmg segera hujan yah mas
Deletesulawesi selatan mulai terjadi kebakaran hutan di gunung dekat rumah karena angin dan pohon kering semoga ada hujan sat udua hari ini
ReplyDeleteBerarti kemaraunya cukup panjang yah. Terbakar apa dibakar nih?
DeleteLihat peta dan baca indikatornya, jadi teringat kisah nabi Yusuf nih tentang kekurangan pangan sama kekeringan gara-gara cuaca panas. Mungkin solusinya pun bisa dicoba..
ReplyDeleteGak kebayang yah kalo kita ngalamin 7 tahun berturut2 panen terus 7 tahun berikutnya kering
DeleteIya mas, mudah2an aja gak kesampean..
DeleteSaya berasal dari daerah pantura dan kebetulan desa tempat tinggal saya kerap dilanda kekurangan air saat kemarau panjang. Harus ambil air dari desa sebelah. Sekarang malah dikasih bantuan air dg mobil tanki. Kukira itu sudah merupakan sebuah penderitaan kekeringan yang super beraaatt. Ternyata masih ada yang jauh lebih berat, ya. Tapi tetep saja, berhubung di Jogja saya tak pernah kekurangan air, kalau mudik ke desa menghindari saat musim kemarau panjang... Kasihan ortu yang mesti nambah anggaran untuk beli air.
ReplyDeleteDuh turut prihatin kondisi desanya mba. Bertahun2 apa tidak ada upaya dari pemerintah membangun sarana air bersih nih?
DeleteBiasa form curah hujan seperti diatas tak pake saat pelaporan progres pekerjaan yang sedang tak awasi...Tapi ngitungnya ngga jlimet kegitu juga gaess.... hehe
ReplyDeleteGak njlimet kok mas hehehe
DeleteKalau di tempat saya kemarau tandanya mulai panen mangga, kalau kena hujan bisa rusak hasil panen. Tapi semoga saja tidak terlalu berkepanjangan
ReplyDeleteNah ini salah 1 bentuk kearifan lokal mba. Bagus tuh
DeleteHai hai Bang Day...
ReplyDeleteAku sampai buka artikel-artikel lainnya saking awamnya sama nama-nama dari jenis kekeringan karena aku tahunya selama ini ya sebatas kekeringan saja sih.
Ah, repot nih, aku tuh sudah lama nggak lihat hujan, eh sekarang kangen.
Tapi, kalau sudah keseringan hujan ya rindu nggak hujan juga.
Repot deh jadi orang Malang. Hehe...
Di mana kita semua sama mba hehe.
DeletePanas minta ujan. Ujan ngeluh kebasahan
Tuhan sampe bilang mau kalian apa sih :D
Kalau daerahnya termasuk tempat yang miskin ketersediaan air tanah harus benar2 berhemat air ya Bang sampai nunggu hujan turun
ReplyDeleteYa begitulah mas Aris. Namun karena selalu berulang setiap tahun mestinya ada langkah-langkah antisipasi
DeleteMantap kaka kaka infonya
ReplyDeleteTrims kunjungannya
DeleteBapak, ijin bertanya. mengapa persyaratan nya curah hujan harus kurang dari 1mm?
ReplyDeleteSecara dampak sih hujan <1mm belum bisa membasahi tanah dan menggantikan air di permukaan yang hilang karena penguapan
DeleteBaik pak terima kasih ilmunya....
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.