Mengenal Gas Rumah Kaca - Pemicu Pemanasan Global


Climate4life.info - Mengenal Gas Rumah Kaca, Pemicu Pemanasan Global

Empat tahun terakhir mulai 2015, 2016, 2017 dan 2018 data suhu permukaan bumi selalu mencapai rekor terpanas yang pernah tercatat.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan kenaikan suhu bumi tersebut sejalan dengan rekor peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca dalam tahun yang sama.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sebuah lembaga di bawah PBB yang mengurus kajian saintifik mengenai isu perubahan iklim sebelumnya telah mengeluarkan kajian mengenai dampak yang mungkin terjadi jika suhu bumi mencapai kenaikan lebih dari 1,5 °C dibanding suhu pada jaman pra-industri.


IPCC menyebutkan emisi total dari Gas Rumah Kaca seperti CO2 dan lainnya pada masa depan akan semakin menyulitkan usaha menekan kenaikan suhu bumi agar berada di bawah 1,5 °C.

Hal ini akan terus memicu pemanasan global di bumi yang pada akhirnya semakin mendorong terjadinya perubahan iklim.



Apa Itu Gas Rumah Kaca

Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.

Sebagai contoh mengenai efek rumah kaca adalah sebuah mobil yang tertutup rapat pintu dan kacanya diletakkan di bawah sinar matahari. Setelah sekian waktu, saat kita masuk akan terasa suhu di dalam mobil akan sangat panas dibanding di luar mobil.


Mengapa ini terjadi? Karena saat mobil tersebut menerima sinar matahari, radiasi gelombang panas yang merupakan energi akan menembus kaca masuk ke dalam mobil.

Sebaliknya radiasi gelombang panjang dari dalam mobil tidak bisa keluar karena tertahan kaca mobil.

Lama kelamaan radiasi gelombang panjang akan semakin banyak yang terperangkap dalam mobil. inilah kemudian yang disebut sebagai  efek rumah kaca yang menyebabkan suhu dalam mobil menjadi lebih panas dibanding di luar mobil.

Efek rumah kaca pada mobil. Sumber foto


Di alam proses yang sama terjadi. Proses yang sebenarnya merupakan alamiah untuk menjaga suhu di bumi tetap hangat.

Keberadaan gas di atmosfer akan menahan radiasi balik dari bumi berupa energi gelombang panjang agar tidak hilang ke angkasa luar. Radiasi tersebut  kemudian akan menjadi sumber energi yang memanaskan permukaan bumi.


Namun selanjutnya, peningkatan Gas Rumah Kaca di atmosfer menyebabkan semakin banyak pula radiasi gelombang panjang dari bumi yang terperangkap di atmosfer.

Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu pemanasan global. Perhatikan gambar berikut.

Gas Rumah Kaca dan proses pemanasan yang di alami bumi.
Sumber: National Research Council


Pada proses alami, sinar matahari yang sampai ke bumi sebagai energi, sebagian besar akan diserap oleh permukaan bumi baik tanah maupun juga lautan.

Permukaan bumi yang menjadi panas karena menyerap energi dari sinar matahari kemudian memancarkan panas berupa gelombang panjang ke atmosfer.

Sebagian radiasi gelombang panjang dari bumi tersebut akan diserap oleh Gas Rumah Kaca di atmosfer.

Lainnya akan dipantulkan kembali ke bumi dan sebagai lainnya akan terlepas ke angkasa luar. 

Pada proses di mana emisi Gas Rumah Kaca meningkat, akan meningkatkan jumlah radiasi gelombang panjang dari bumi yang terperangkap di atmosfer. Sebagaian besar energi panas tersebut akan dipantulkan kembali oleh lapisan Gas Rumah Kaca kembali ke bumi.

Dampaknya terjadi amplifikasi pemanasan di permukaan bumi.

Peningkatan suhu bumi sebagai proses dari pemanasan global dapat diamati pada grafik di bawah ini.

Tren suhu permukaan bumi. Sumber WMO [1



Apa Saja Yang Termasuk Gas Rumah Kaca

Menurut UNFCCC,   empat kelompok Gas Rumah Kaca  yang merupakan pemicu pemanasan global adalah sebagai berikut:

UNFCCC singkatan dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) atau Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa. alert-info



1. Karbondioksida (CO2)
CO2 merupakan Gas Rumah Kaca yang secara alami bersumber dari debu letusan gunung berapi dan hasil pernafasan manusia dan hewan.

Kegiatan manusia seperti  pembakaran bahan bakar jenis fosil di sektor energi sertaa kegiatan industri, transportasi, deforestasi dan pertanian menjadi penyumbang sumber emisi CO2 nonalami.

CO2 adalah Gas Rumah Kaca terbanyak kedua di atmosfer setelah uap air. Dalam konteks pemanasan global dan kaitannya dengan perubahan iklim, CO2 menjadi Gas Rumah Kaca acuan.

Konsentrasi Gas Rumah Kaca CO2 mencapai 405,5 ppm pada 2017 atau setara 146% dari era pra-industri (sebelum 1750). Peningkatan CO2 dari 2016 hingga 2017 hampir sama dengan tingkat pertumbuhan rata-rata selama dekade terakhir. 

Nilai ini masih lebih rendah dibandingkan data yang diamati dari 2015 hingga 2016 saat El Nino terjadi  kuat, yang memicu kekeringan di daerah tropis.



2. Metana (CH4)

Metana secara alami dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organik.

Selain itu, pembakaran biomasa, proses produksi batu bara dan minyak bumi merupakan kegiatan yang menghasilkan Gas Rumah Kaca Metana ini.



3. Nitrogen Oksida (N2O)

Keberadaan N2O di atmosfe berasal dari sumber alami (sekitar 60%) dan antropogenik (sekitar 40%), baik dari lautan, tanah, pembakaran biomassa, penggunaan pupuk, hingga berbagai proses industri.

Konsentrasi gas Rumah Kaca N2O di atmosfer pada 2017 adalah 329,9 ppm. Ini setara 122% dibanding pada era pra-industri.

N2O memainkan peran penting dalam penghancuran lapisan ozon di stratosfer. Kita tahu ozon melindungi kita dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya.



4. Gas lainnya yang mengandung Fluor (SF6, PFCs, HFCs)

Aktivitas industri biasanya menghasilkan gas yang mengandung sulfur.

Lemari pendingin teknologi lama umumnya menghasilkan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin.



Pemantauan Gas Rumah Kaca

Pemantauan keberadaan, komposisi dan penyebaran Gas Rumah Kaca pada atmosfer di seluruh dunia dikoordinir oleh WMO melalui program Global Atmosphere Watch (GAW).

Terdapat dua jenis stasiun dari program  Global Atmosphere Watch, yaitu GAW Global Station dan GAW Regional Station.

Stasiun Global GAW didesain dengan standar global untuk menyediakan data yang berkaitan dengan isu lingkungan dalam skala global.

Adapun stasiun regional GAW untuk menyediakan data yang berkaitan isu lingkungan global dalam skala regional.


---ooo---

Demikian sobat Gas Rumah Kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Referensi mengenai artikel Mengenal Gas Rumah Kaca - Pemicu Pemanasan Global ini bersumber dari:

[1] WMO : WMO confirms past 4 years were warmest on record
[2] WMO : WMO Greenhouse Gas Bulletin
[2] IPCC : An IPCC Special Report on the impacts of global warming of 1.5°C 
[3] National Research Council : Climate Change.
[4] UNFCCC : Fact Sheet

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

40 Comments

  1. Penggambaran gas rumah kaca, seperti mobil yang tertutup rapat. Sehingga mudah dipahami.

    ReplyDelete
  2. Wah, serem juga ya. Tapi timbul pertanyaan, sebagai orang biasa (bukan pemilik industri ataupun kendaraan pribadi), apa yang dilakukan untuk mengurangi pemanasan global? Mengurangi konsumerisme? Mengurangi sampah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mba, bisa dimulai dari yang simpel seperti mengurangi sampah plastik. Hemat energi seperti menggunanakan lampu yang irit daya dan lainnya

      Delete
  3. Kalau panasnya berlebihan, tidak baik untuk bumi, digambarkan melalui mobil yang tertutup rapat semua jendelanya. Terima kasih informasinya, Kak. Tapi bagaimana lagi ya, salah satu penyebabnya adalah CO2 :( Kita juga penghasil CO2.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya kita memang tidak mungkin menghilangkan CO2 karena akan mengganggu keseimbangan alam lainnya. Minimal tidak melakukakan kegiata yang tidak menambah emisi CO2 di atmosfer. Sederhananya naik sepeda hehehe

      Delete
    2. Betul. Naik sepeda bisa mengurangi pula. Dan satu hari saja tradisi Nyepi juga dilakukan oleh semua masyarakat Indonesia saya pikir itu juga bagus sekali ya Kak. Hehehe. Seperti kata Bapak Emil Salim.

      Delete
    3. Naik sepeda ok tuh mba, minimal untuk ke warung yang dekat-dekat

      Delete
  4. Pantesan selama ini kalau di dalam mobil yang dalam keadaan berhenti dan berada di bawah sinar matahari, pasti tambah panas dan mending keluar saja.

    Keren... Keren... Bisa dijadikan perumpamaan Gas Rumah Kaca, jadi mirip-miriplah sama Gas Rumah Kaca.

    Gas-gas yang dihasilkan, harusnya seimbang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Terima kasih artikelnya.
    Salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 mba, semoga bermanfaat. Ya alama selalu berusaha mencari keseimbangannya sendiri dan kita akan merasakan dampaknya

      Delete
  5. Baru ngerasain terperangkap sebenatr dalam mobil yang panas dan pengap itu sudah tak nyaman, apa jadinya jika terus-menerus?
    Sedih, kita punya andil dalam kerusakan lingkungan karena berbagai kecerobohan dan gaya hidup. Padahal kitalah yang mewarisi bumi.
    Kalau nonton film yang menggambarkna bagaimana kondisi bumi di masa depan, rasanya takut juga. Modern banget kehidupannya tetapi alam sekitar gersang. Semoga tak terjadi hal demikian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, gak kebayang hidup di alam yang gersang dengan oksigen yang terbatas. Mungkin bisa kita mulai dari hal-hal kecil menjaga linkungan seperti mengurangi penggunaan plastik

      Delete
  6. Efeknya seram banget ya, kebayang deh global warming yg saat ini sudah banyak terjadi,dunia makin terasa panas

    ReplyDelete
    Replies
    1. sadar atau tidak sadar suhu udara kita semakin panas dibanding beberapa tahun lalu

      Delete
  7. Konsentrasi gas Rumah Kaca N2O di atmosfer pada 2017 adalah 329,9 ppm. Ini setara 122% dibanding pada era pra-industri. N2O memainkan peran penting dalam penghancuran lapisan ozon di stratosfer. Kita tahu ozon melindungi kita dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya.

    naiknya tinggi juga ya gan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mas dan kita punya kontribusi atas itu hehehe

      Delete
  8. Saya suka sedih kalau baca tentang isu pemanasan global. Pasalnya kita egois banget memakai banyak benda sehari-hari yang bikin nyaman tapi ternyata malah merusak lingkungan. Kita tahu akan hal itu namun tidak bisa melepaskan kebiasaan buruk tersebut. Seperti mengendarai motor untuk pergi ke jarak yang dekat tapi kita komplen kenapa udara di tempat tinggal kita makin panas. Lah... komplen untuk kebodohan sendiri! Irony.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Butuh waktu untuk terus mendorong kesadaran tiap orang untuk berhemat energi dan menjaga linkungan. Semangat

      Delete
  9. Grafiknya haduh, bikin ngeri. Ayo, kurangi efek rumah kaca, gaes.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mas, kita mulai dari diri kita sendiri yah 👍👍👍

      Delete
  10. dapat pencerahan nih gan ane, ane tahu nya gas rumah kaca itu diakibatkan oleh gedung-gedung tinggi yang banyak kaca nya, ternyata itu salah ya hahaha :D
    makasih gan buat ilmunya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah bang Zunif suka becanda nih 😁😁😁

      Delete
  11. Semoga pemanasan global nanti bisa ada solusi setidaknya bisa mengurangi efecknya yang kian panas..����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Solusinya adalah aksi mitigasi dan adaptasi mas

      Delete
  12. semoga pemanasan global ini dpt teratasi ya Bang, soalnya dampaknya bnr2 serius dan mengerikan bgt tuh kalo semakin menjadi-jadi. Ulah manusia juga sih yg jd faktornya

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul sekali, bisa2 pulaau2 tengelam lagi kalau es mencair

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Ya mas, kontribusi manusia menyumbang besar terhadap peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer

      Delete
  13. Saya jadi ingat kapan hari ada yang ngeluh katanya udara lagi panas banget, waktu itu dia menunjukan suhu yang ada di dalam mobilnya, di luar memang sangat panas, tapi saya curiga, termometer mobilnya itu salah mencatat suhu luar, tapi malah mencatat suhu mobilnya yang emang lagi panas karena penjelasan di atas :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa jadi mba, atau ac mobilnya udah gak maksimal

      Delete
  14. Masalah yang sedari saya SMP belum ada solusinya, lalu gimana tuh mas gedung gedung besar yang jendelanya kaca semua?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kaca-kaca pada gedung tinggi sebenarnya bukan termologi efek rumah kaca yang dibahas di sini mas

      Delete
  15. mungkin sebenarnya efek gas rumah kaca ini secara alami berfungsi untuk menyesuaikan suhu agar pada malam hari tidak terlalu dingin...
    bener ga sih pak? he
    tapi karena terlalu banyak jadilah pemanasan global...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali mas. Dan kita adalah penyumbang pemanasan global

      Delete
  16. Penggambaran simpel jadi langsung paham.. Kayaknya peningkatan gas rumah kaca udah gak bisa ditanggulangi ya om??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita hanya bisa meredam tingkat kenaikannya mas. Namun jika semua manusia di bumi ini konsisten bersikap ramah lingkungan bisa saja kita akan berhasil menurunkan tingkat gas rumah kaca

      Delete
  17. Pantesan bahaya, kan pernah ada berita ada anak yg meninggal karena terjebak di mobil yg terpapar panas matahari tanpa ada keluaran.
    Harus makin serius nih,ikut berperanserta menjaga alam agar bisa mengimbangi zat zat penyebab rumah kaca. Tapi sepertinya harus didorong kuat dari pihak pemerintah. Bener ngga sih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Partisipasi semua pihak mba, pemerintah, masyakarat dan swasta. Tidak bisa jika ada pihak yang tidak mau ikut menjaga lingkungan

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.