Climate4life.info - Adveksi Dingin dari Australia: Kemarau Suhu Turun di Selatan Jawa-Bali-Nusra, dan Hujan di India
Saat musim kemarau tiba, wilayah Indonesia bagian selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sering mengalami suhu udara yang lebih dingin dari biasanya, bahkan di siang hari.
Uniknya, pada saat yang sama, India justru menghadapi puncak musim hujan. Apa hubungan antara udara dingin Australia, cuaca Indonesia, dan monsun India?
Sebuah studi ilmiah berjudul “Teleconnection between Australian Winter Temperature and Indian Summer Monsoon Rainfall” oleh Lee & Koh (2012), menjawab teka-teki ini.
Jurnal ini mengungkap bagaimana udara dingin dari Australia dapat menyebabkan hujan di India dan suhu dingin di sebagian wilayah Indonesia.
- 1. Udara Dingin Ekstrem di Pedalaman Australia
- 2. Udara Dingin Bergerak ke Arah Barat Laut
- 3. Evaporasi Besar-Besaran di Timur Samudra Hindia
- 4. Uap Air Terbawa ke India, Menurunkan Hujan Lebat
- 5. Dampak di Indonesia: Selatan Sejuk dan Kering, Utara Panas
- 6. Bukti Ilmiah: Lintasan Udara dari Australia ke India
- 7. Mengapa Ini Penting untuk Dipahami?
- Kesimpulan: Kemarau Bukan Sekadar Hujan yang Hilang
1. Udara Dingin Ekstrem di Pedalaman Australia
Pada bulan Juni hingga Agustus, Australia memasuki musim dingin.
Di pedalaman benua itu, sering terjadi penurunan suhu ekstrem yang disebut cold-air outbreak, yaitu intrusi massa udara dingin dari lintang tengah. Udara ini sangat kering dan memiliki tekanan uap jenuh rendah.
2. Udara Dingin Bergerak ke Arah Barat Laut
Massa udara dingin ini tidak diam di tempat. Ia terdorong ke arah barat laut, melintasi Samudra Hindia bagian timur. Jalur ini melewati perairan barat laut Australia — wilayah yang letaknya berdekatan dengan Indonesia bagian selatan.
Dalam meteorologi, proses ini disebut adveksi, yaitu pengangkutan suatu properti atmosfer (seperti suhu, kelembapan, atau vortisitas) dari satu wilayah ke wilayah lain oleh angin.
Dalam kasus ini, yang terjadi adalah adveksi udara dingin, yaitu angin yang bertiup secara horizontal dari wilayah dingin (Australia) menuju wilayah yang lebih hangat (Indonesia).
Hasilnya, suhu udara di wilayah yang dilewati menjadi lebih dingin. Selain itu, adveksi dingin juga dapat memicu gerakan tenggelam di atmosfer, karena udara dingin lebih padat dan menempati ruang lebih kecil dibanding udara hangat.
3. Evaporasi Besar-Besaran di Timur Samudra Hindia
Ketika udara dingin dan kering dari Australia melewati perairan tropis yang hangat, terjadi peningkatan tajam dalam evaporasi.
Air laut menguap dengan cepat ke atmosfer, membentuk kandungan uap air yang tinggi di atas lautan.
Wilayah ini — timur Samudra Hindia, dekat selatan Indonesia — menjadi sumber penting kelembapan yang kelak terbawa ke wilayah India oleh angin muson.
4. Uap Air Terbawa ke India, Menurunkan Hujan Lebat
Uap air yang terbentuk di sekitar Indonesia ini kemudian terbawa ke utara oleh sistem muson Asia. Sekitar 13–19 hari kemudian, kandungan kelembapan ini menjadi hujan deras di wilayah India bagian barat, seperti Goa, Ghats Barat, dan Rajasthan.
Menariknya, peningkatan hujan di India ini ternyata memiliki jejak awal dari suhu dingin di pedalaman Australia — suatu bentuk keterhubungan cuaca lintas benua (telekoneksi).
5. Dampak di Indonesia: Selatan Sejuk dan Kering, Utara Panas
Indonesia Bagian Selatan (Jawa, Bali, Nusa Tenggara)
Mengalami adveksi udara dingin dan kering dari Australia, yang menekan suhu udara sepanjang hari. Suhu udara tetap dingin bahkan di siang hari, meskipun matahari bersinar terik.
Hal ini terjadi karena udara dingin yang masuk lebih kuat daripada efek pemanasan sinar matahari. Saat puncak adveksi, cuaca cenderung cerah, angin kencang, dan udara siang hari terasa sejuk menusuk.
Wilayah ini mengalami musim kemarau yang kering, terang, dan lebih dingin dari biasanya — terutama di daerah dataran tinggi atau kawasan terbuka.
![]() |
Perbandingan suhu bulanan wilayah Indonesia |
Indonesia Bagian Utara (Sumatera bagian utara, Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku Utara)
Sebaliknya, wilayah ini justru mengalami kenaikan suhu signifikan. Dipengaruhi oleh musim panas di Belahan Bumi Utara (BBU), radiasi matahari mencapai puncaknya di utara ekuator.
Proses penjalaran panas melalui radiasi dan konveksi dari atmosfer tropis BBU menjangkau sebagian besar wilayah utara Indonesia, sehingga wilayah ini mengalami puncak suhu maksimum tahunan.
6. Bukti Ilmiah: Lintasan Udara dari Australia ke India
Studi Lee & Koh (2012) melakukan perhitungan back-trajectory untuk melacak perjalanan udara dari India ke Australia selama 30 hari.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian uap air yang membentuk hujan di India berasal dari wilayah laut yang terletak dekat Indonesia.
Sekitar 3% dari udara yang mencapai India berasal dari Australia, dan menyumbang 0,5–1,5% curah hujan musiman di India bagian barat — jumlah yang kecil tapi cukup signifikan secara statistik dan spasial.
7. Mengapa Ini Penting untuk Dipahami?
Fenomena ini menunjukkan bahwa:
- Cuaca ekstrem di Australia dapat memengaruhi iklim tropis ribuan kilometer jauhnya, termasuk Indonesia dan India.
- Menjelaskan mengapa suhu bisa turun drastis di Jawa-Bali-NTT saat kemarau, bahkan ketika langit cerah.
- Menambahkan pemahaman bahwa Indonesia berperan dalam sistem monsun Asia, bukan hanya sebagai penerima pengaruh, tapi juga bagian dari rantai distribusi kelembapan regional.
Kesimpulan: Kemarau Bukan Sekadar Hujan yang Hilang
Adveksi udara dingin dari Australia bukan hanya membawa musim kemarau yang cerah dan kering ke Indonesia, tetapi juga berkontribusi pada hujan muson di India.
Ini adalah contoh nyata telekoneksi cuaca lintas benua, dan menunjukkan betapa saling terhubungnya sistem atmosfer global.
4 Comments
Oalah, itu ternyata sebabnya sekarang siang hari kok hawanya dingin padahal ada sinar matahari. Ternyata itu sebabnya ya bang.
ReplyDeleteBarusan aku habis motoran eh kok terasa agak dingin padahal sinar matahari lumayan banyak. Ternyata ada pengaruh adveksi dingin Australia ya. Hujan masih turun semalam cenderung lebat malah. TFS bang :)
ReplyDeleteKayaknya kok India yang paling terdampak ya, tapi seperti anomali
ReplyDeletePantesan dulu pas msh kerja, tiap Juni-Agustus, memang cuaca berasa agak sejukan sedikit, terutama pagi berasa banget bedanya. Temen bilang Krn Aussie sedang winter, JD kebawa ke pulau Jawa. Aku pikir masuk akal. Eh ternyata memang itu yaa. Bahkan sampai bawa efek ke India
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.