Mengenal Sirkulasi Termohalin Pada Lautan dalam Bentuk Sistem Konveyor

Diagram skema 'sistem konveyor' global yang menggambarkan sirkulasi termohalin global


Climate4life.info - Mengenal Sirkulasi Termohalin Global dalam Bentuk Sistem Konveyor


Apa Itu Termohalin

Istilah termohalin berasal dari suku kata "thermo-" yang mengacu pada suhu dan "-halin" yang merujuk pada kandungan garam, elemen-elemen yang sama-sama memengaruhi densitas air laut.

Pergerakan air laut umumnya disebabkan oleh angin, tetapi ada juga pergerakan air laut yang lebih lambat karena perbedaan suhu dan kandungan garam secara horizontal, yang disebut sirkulasi termohalin.

Sirkulasi yang dipicu oleh angin, terutama di lapisan atas laut, lebih kuat dan membentuk pusaran besar di berbagai wilayah laut. Sementara itu, sirkulasi termohalin berlangsung lebih lambat namun melibatkan aliran air yang mencapai dasar laut, membentuk pola sirkulasi yang melibatkan seluruh lautan global.




Proses Terjadinya Sirkulasi Termohalin

Arus laut dalam yang disebut sebagai arus termohalin terjadi karena adanya perbedaan densitas atau kerapatan air laut.

Air yang lebih dingin dan lebih asin memiliki kepadatan lebih tinggi, sehingga cenderung tenggelam, sementara air yang lebih hangat dan segar memiliki kepadatan yang lebih rendah.

Di kutub, massa air laut menjadi lebih berat karena suhunya lebih dingin sehingga tenggelam ke bagian dalam. Kekosongan massa air laut yang turun tersebut kemudian digantikan oleh air dari kawasan equator yang sebelumnya lebih hangat.
Gambar: https://climate.ucdavis.edu/


Perbedaan ini menciptakan distribusi massa air tertentu di seluruh dunia, dengan air hangat mendekati khatulistiwa dan air dingin mendekati kutub. Faktor seperti curah hujan dan aliran sungai juga mempengaruhi salinitas air laut.

Sebagai contoh, di daerah dengan curah hujan tinggi atau banyak masukan sungai, air laut cenderung lebih segar.

Kondisi ini menciptakan arus termohalin, di mana air laut yang lebih padat tenggelam dan mengalir ke arah selatan di dasar Samudera Atlantik, bergerak melintasi Samudera Hindia, dan akhirnya mencampur dengan arus permukaan di Samudera Pasifik.

Arus permukaan kemudian melingkari kembali ke Samudera Atlantik melalui Samudera Hindia, membawa air permukaan kembali ke utara dan memicu Arus Teluk. Arus Teluk mengalir di sepanjang pantai timur Amerika Serikat dan mempengaruhi iklim moderat di Inggris Raya dan Eropa.



Pengaruh Sirkulasi Termohalin Pada Iklim Global

Pentingnya arus termohalin dalam pengaturan iklim global terlihat dalam perannya sebagai "ban berjalan" yang mendistribusikan panas di seluruh dunia.

Meskipun mekanisme ini belum sepenuhnya dipahami, ilmuwan meyakini bahwa gangguan, seperti masuknya air tawar ke Samudera Atlantik Utara, dapat mempengaruhi sirkulasi ini. Hal ini bisa mengakibatkan perlambatan atau bahkan berhentinya aliran global, dengan konsekuensi perubahan iklim yang drastis, seperti pendinginan di Eropa.

Menyimak ke belakang, masa glasial terakhir terjadi sekitar 27.000 hingga 18.000 tahun yang lalu, ketika gletser menutupi wilayah Eropa dan Amerika Utara. 

Iklim dingin ini berlangsung hingga suhu tiba-tiba naik sekitar 11.600 tahun yang lalu, menandai berakhirnya masa glasial dan dimulainya zaman Holosen. Dalam 8.000 tahun terakhir, catatan inti es Vostok dan Greenland menunjukkan stabilitas iklim bumi.


Referensi:
Disadur dan diterjemahkan secara bebas dari:
https://www.ces.fau.edu/nasa/resources/global-ocean-conveyor.php

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

0 Comments