![]() |
Lintasan Siklon Vamei 2001 yang tumbuh sangat dekat dengan ekuator bahkan memotong daratan Sumatra Gambar: wikipedia.com |
Climate4life.info - Selama puluhan tahun, banyak buku meteorologi menegaskan bahwa siklon tropis tidak mungkin terbentuk di dekat khatulistiwa karena lemahnya gaya Coriolis.
Logikanya sederhana. Tanpa Coriolis yang cukup, udara yang berkumpul di pusat tekanan rendah tidak akan bisa “diputar” menjadi pusaran.
Karena itu, zona lima derajat lintang utara selatan dianggap steril dari badai. Nyaris mustahil ada siklon tropis di wilayah ini.
Memuat...
alert-successNamun riset tentang Typhoon Vamei pada akhir Desember 2001 membalik pemahaman tersebut. Badai ini terbentuk hanya pada 1.5 derajat lintang utara, jauh di dalam zona yang dianggap bebas siklon.
Dengan kata lain, Vamei menunjukkan bahwa atmosfer punya cara lain untuk membentuk badai. Coriolis bukan satu satunya pemain utama. Ada mekanisme lokal yang bisa menciptakan vorticity besar bahkan ketika gaya Coriolis hampir nol.
Artikel ini membahas bagaimana Vamei terbentuk, mengapa fenomenanya sangat langka, dan apa dampaknya bagi pemahaman cuaca di wilayah ekuator.
Semua penjelasan merujuk pada hasil riset ilmiah oleh Chang, Liu, dan Kuo yang dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters.
Mengapa Zona Ekuator Dianggap Bebas Siklon?
Secara teori, siklon tropis butuh tiga unsur penting. Pertama, suhu laut hangat yang memicu konveksi. Kedua, kelembapan yang cukup hingga udara bisa naik dan membentuk struktur badai. Ketiga, adanya vorticity awal yang membantu putaran di pusat gangguan cuaca.
Vorticity ini biasanya datang dari efek Coriolis, yaitu gaya semu akibat rotasi bumi.
Semakin dekat ke khatulistiwa, gaya Coriolis makin kecil. Pada 0 derajat, nilainya nol. Karena itu, para ilmuwan lama berpendapat bahwa siklon tidak bisa terbentuk dalam radius lima derajat dari ekuator.
Statistik historis juga mendukung. Sejak 1880an, hampir tidak ada badai tercatat dalam zona tersebut.
Lalu bagaimana mungkin Vamei muncul?
Rahasianya Ada Pada Kombinasi Sistem Atmosfer yang Sangat Langka
Badai Vamei bukan badai biasa. Pembentukannya terjadi karena dua sistem yang jarang sekali terjadi pada waktu yang sama. Keduanya saling menguatkan dan menciptakan putaran kuat di dekat khatulistiwa, tanpa bantuan signifikan dari Coriolis.
1. Borneo Vortex: Pusaran Lokal yang Biasanya Lemah
Setiap musim angin monsun Asia Timur, terbentuk pusaran kecil di sisi barat laut Pulau Kalimantan. Pusaran ini dikenal sebagai Borneo vortex. Biasanya, pusatnya berada di daratan sehingga sulit berkembang menjadi badai karena sebagian besar sirkulasinya terhalang topografi.
Namun pada Desember 2001, Borneo vortex bergerak ke laut. Ia berada di area sempit antara Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia. Itu berarti seluruh sirkulasinya berada di atas air hangat yang mendukung pertumbuhan konveksi.
Yang membuatnya luar biasa adalah fakta bahwa vortex ini menetap di laut selama 96 jam. Dalam catatan 51 musim angin dingin, kondisi seperti ini hanya terjadi enam kali.
2. Cold Surge: Angin Monsoon yang Menembus Hingga Ekuator
Kondisi kedua adalah keberadaan cold surge yang sangat kuat. Cold surge adalah angin monsun dari daratan Asia yang menyusup ke selatan dengan kecepatan tinggi.
Biasanya angin ini melemah sebelum mencapai khatulistiwa. Namun pada Desember 2001, surge yang datang bukan surge biasa. Ia sangat kuat dan bertahan hampir satu minggu.
Saat cold surge ini memasuki Laut Cina Selatan bagian selatan, aliran anginnya menyempit karena bentuk laut yang memanjang. Ketika angin kuat itu menyeberangi khatulistiwa, alirannya membelok akibat konservasi vorticity.
Belokan ini menghasilkan putaran yang justru memperkuat Borneo vortex yang sedang berada di laut.
Interaksi cold surge dan vortex inilah yang menciptakan “spinning top effect”. Seperti gasing yang diputar ulang berkali kali, pusaran tersebut makin cepat hingga akhirnya berkembang menjadi badai tropis.
Mengapa Pembentukannya Disebut Sangat Langka?
Riset menunjukkan bahwa kombinasi Borneo vortex di atas laut dan cold surge kuat hampir tidak pernah terjadi bersamaan.
Dalam 51 tahun data reanalisis, peluang kemunculannya hanya sekitar 0.12 hingga 0.49 persen per tahun. Itu berarti badai ekuator seperti Vamei mungkin hanya muncul sekali dalam 300 hingga 400 tahun.
Jika persyaratan durasi kehadiran vortex dipangkas menjadi 72 jam, frekuensinya naik. Namun tetap saja, peluang badai ekuator tetap sekitar sekali dalam 100 tahun. Angka itu membuat Vamei menjadi badai ekstrem yang kemungkinan besar tidak akan terulang dalam waktu dekat.
Hal lain yang membuatnya hampir mustahil terjadi adalah bentuk geografis Laut Cina Selatan bagian selatan.
Wilayah sempit ini memperkuat aliran cross equatorial, tetapi hanya untuk sistem berskala kecil seperti vortex. Disturbance berskala lebih besar umumnya terlalu lebar dan cepat mendarat, sehingga tidak sempat berkembang.
Dengan kata lain, Vamei bukan hanya badai unik. Ia adalah satu set puzzle meteorologi yang sangat sempurna dan sangat jarang tersusun ulang.
Apa Maknanya Bagi Meteorologi Tropis?
Fenomena Vamei membawa beberapa pelajaran penting.
Pertama, atmosfer tropis lebih kompleks dari asumsi lama. Coriolis memang peran besar dalam pembentukan siklon tropis, tetapi bukan satu satunya sumber vorticity. Tekanan monsun, interaksi topografi, dan penyempitan aliran angin juga memiliki peran besar.
Kedua, wilayah dekat khatulistiwa tidak sepenuhnya bebas risiko. Kemungkinan badai memang ekstrem kecil, tetapi tetap ada. Pemahaman ini penting bagi kawasan seperti Singapura, Johor, Batam, dan Natuna.
Ketiga, studi kasus seperti Vamei membuka jalan bagi riset lebih lanjut mengenai penguatan vortex lokal pada kondisi monsun. Dunia meteorologi butuh lebih banyak pemodelan dan data resolusi tinggi untuk mempelajari efek penyempitan laut di daerah tropis.
Kesimpulan
Typhoon Vamei adalah contoh paling jelas bahwa pembentukan badai tropis tidak hanya bergantung pada Coriolis. Di dekat khatulistiwa, badai masih mungkin terbentuk jika ada kombinasi ekstrem antara vortex lokal dan angin monsun yang kuat serta persisten.
Fenomena ini jarang terjadi, mungkin hanya sekali dalam ratusan tahun. Namun riset tentang Vamei membuka cakrawala baru dalam pemahaman kita tentang dinamika atmosfer tropis.
Bagi para peneliti dan praktisi meteorologi, Vamei adalah pengingat bahwa atmosfer dapat mengejutkan kapan saja, bahkan di wilayah yang dianggap aman dari siklon.




0 Comments
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.