Awan Arcus - Awan Unik Seperti Gelombang Tsunami

Climate4life.info - Awan Arcus, Awan Unik Seperti Gelombang Tsunami. Awan ini muncul di Meulaboh yang tentu saja menghebohkan warganet.

Contoh penampakan awan Arcus yang disebut sebagai "awan tsunami". Sumber: Cloud Atlas WMO [1]


Penampakan awan yang menyerupai gelombang tsunami tersebut tertangkap dengan baik oleh warganet yang membagikan dalam bentuk gambar ataupun video.

Awan Arcus ini juga dilaporkan pernah terjadi di Makassar dan umumnya masyarakat akan mengait-ngaitkan awan unik atau "awan tsunami" ini dengan peristiwa tertentu seperti akan terjadinya tsunami.



Apa itu Awan Arcus

Awan Arcus dikategorikan awan fitur pelengkap (supplementary features) dari jenis awan rendah, ketinggiannya berkisar 2 kilometer dari permukaan tanah.


Keunikan awan Arcus karena bentuknya seperti gulungan horizontal yang padat dengan tepi yang kurang lebih terlihat berserat-serat [2]. Gulungan ini dapat meluas menjadi lengkungan gelap dan nampak menyeramkan.

Karena bentuknya yang menyerupai gulungan ini maka awan Arcus disebut juga dengan awan Rol. Bahkan warganet menyebutnya sebagai awan tsunami karena menyerupai gulungan  gelombang tsunami.

Awan Arcus atau Awan Rol di Meulaboh. Foto: Tempo.com

Awan unik ini sering terlihat sebagai awan penyerta awan Kumulonimbus (CB) dan kadang juga meski jarang terbentuk di bawah awan Kumulus.


Kolom horizontal pada awan unik Arcus ini dapat menggelinding atau bergulung panjang apabila dalam awan mengalami perbedaan arah angin di lapisan bagian atas dan bawah. 



Bagaimana Awan Arcus Terbentuk

Sebagaimana disebutkan di atas, umumnya kemunculan awan Arcus ini merupakan penyerta awan Kumulonimbus.

Pada awan Kumulonimbus umumnya akan terjadi aliran udara naik (updraft) dan udara turun (downdraft) seperti pada gambar berikut.
Skema aliran udara dalam awan CB [3]



Udara turun bersifat dingin, ketika mencapai tanah akan mendorong udara lembab dan hangat naik mengikuti arus updraft. Udara hangat ini ada yang masuk ke dalam awan CB dan ada juga berkondensasi membentuk shelf cloud di luar awan CB.


Alian udara hangat yang masuk ke dalam awan CB akan menjadi suplai energi yang membuat awan CB akan semakin besar dan matang.

Adapun udara hangat yang naik kemudian berkondensasi sebagai  shelf cloud akan akan membuat awan aksesoris atau awan penyerta awan CB, salah satunya Awan Arcus atau yang terkenal dengan nama "awan tsunami" tersebut.

Aliran updaraft dan downdraft pada fase matang awan Kumulonimbus [4]


Pada gambar di atas, nomor 1 adalah aliran updraft yang masuk ke dalam awan CB yang akan terus membuat awan tumbuh membesar selama terdapat pasokan udara hangat dan lembab dari permukaan.

Dalam mekanisme udara turun yang kemudian membentuk Awan Arcus ini, udara dingin yang turun tersebut tersebar merata secara cepat di permukaan tanah sehingga awan hangat yang terangkat juga cukup banyak.

Udara hangat yang terangkat tersebut ada yang menjadi pemasok energi bagi awan Arcus dalam kotak merah dengan aliran angin nomor 2.

Selanjutnya dengan perbedaan kecepatan angin pada lapisan dekat awan dan di permukaan cukup tinggi, maka akan mendorong shelf cloud tersebut menjadi kolom horizontal yang tumbuh memanjang.



Bahaya Awan Arcus

Kemunculan awan unik ini tentunya bagi masyarakat awam menjadi perhatian dan tanda tanya akan bahaya yang akan muncul.

Sebagaimana diulas sebelumnya, Awan Arcus terbentuk karena arus udara naik dan turun yang awalnya dibentuk oleh awan konvektif seperti Kumulonimbus.

Cuaca yang terbentuk tentunya diwarnai oleh cuaca yang biasa terbentuk oleh adanya awan CB yaitu angin kencang, hujan deras dan juga kilat serta petir.

Tentunya potensi cuaca seperti ini perlu diwaspadai guna meminimalisir dampak buruk yang akan ditimbulkannya.

Namun perlu diingat, Awan Arcus adalah fenomena biasa dalam meteorologi dan tidak berkaitan dengan indikasi akan terjadinya tsunami.

Demikian uraian tentang awan yang cukup unik yaitu Awan Arcus yang disebut-sebut seperti awan tsunami.


Referensi

Sumber acuan tentang Awan Arcus - Awan Unik Seperti Gelombang Tsunami diolah dari:
  1. WMO: https://cloudatlas.wmo.int/en/clouds-supplementary-features-arcus.html
  2. Met Office: https://www.metoffice.gov.uk/weather/learn-about/weather/types-of-weather/clouds/other-clouds/arcus
  3. https://communitycloudatlas.wordpress.com/tag/cumulonimbus/
  4. https://rams.atmos.colostate.edu/AT712/proofs/ch8PostProofing.pdf

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

22 Comments

  1. Aku belum pernah lihat Awan Arcus, awan ini biasanya ada di mana ya Kak? Awan Arcus ini berpotensi bahaya nggak sih Kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jelas ada potensi bahayanya mb, baiknya liatnya dari jauh aja ya

      Delete
  2. ow ini yang lagi viral di aceh ya begitu penjelasannya, terima kasih jadi tahu hehhee berati ada sisi lain yang hujan ya

    ReplyDelete
  3. Bentuk awannya memang unik. Dan tampak menakutkan
    Biasanya orang awam akan mengaitkan dengan hal-hal aneh

    ReplyDelete
  4. Ngeliat gambarnya aja udah serem, gimana aslinya. Ya gitu deh, kadang masyarakat menghubung-hubungkan awan itu dengan gejala alam, malah tambah serem ya ... Padahal memang gak akan ada apa-apa kan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Awan ini berpotensi membaca cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang. Karena bentuknya yang unik masyarakat mencoba mengaitkan dengan gejala yang lain

      Delete
  5. Saya lihat foto awan ini beberapa waktu yang lalu. Bagi saya yang awam meteorologi, mungkin melihatnya juga akan membuat saya panik. Adakah hal yang bisa dikerjakan oleh kita yang awam jika melihat awan seperti ini, Bang? Misalnya mengecek situs BMKG, gitu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiknya tidak untuk mendekati daerah di bawah awan tersebut. Jika dekat baiknya berlindung ke dalam rumah atau tempat aman lainnya

      Delete
  6. Karena awan arcus ini berbarengan dengan cumulonimbus berarti posisi awan berada paling dekat dengan bumi ya? Berpotensi menimbulkan hujan atau badai gak kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, potensi yang paling sering adalah hujan deras dan angin kencang

      Delete
  7. Saya belum pernah lihat awan seperti itu disini bang, berarti itu cuma fenomena awan biasa ya, bukan ada pertanda akan ada bencana besar seperti gempa bumi atau tsunami.

    ReplyDelete
  8. Maaf, baru sempat berkunjung balik ke blog ini dan baru aktif ngeblog kembali. Blog bang day ini setipe dengan saya mengulas ilmu yang serius, cuma saya mengulas topik ilmu hukum, inovasi, dan manajemen. Awan Curtis berbentuk tsunami lebih ke pertanda akan terjadinya cuaca buruk seperti hujan deras disertai angin kencang. Sekarang ini musim peralihan ke kemarau atau penghujan ya, terkadang batasannya kurang jelas karena cuaca tidak menentu juga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kecewa blog inspiratif ini sekarang tidak seinteraktif dulu...

      Delete
    2. Mohon maaf sebesar2nya mas, berhubung kesibukan di dunia nyata sehingga kami belum konsisten ngeblog dan merespon komen2 dari teman2 blogger lainnya.

      Saya sudah beberapa kali berkunjung ke beberapa blog mas Vicky, isinya emang serius dan berat2 hhehe

      Delete
  9. Hmm, dapat ilmu baru lagi. Belum pernah lihat langsung, tapi kayaknya seram juga. Gak heran jadi cocokologi buat orang-orang yang ngeliat. Btw kalau awan complementary itu berarti gak bisa terbentuk dengan sendirinya y? pasti diawali awan Kumulonimbus dulu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mas, dia merupakan paket ikutan dari CB tersebut. Hehe saya suka kata cocokologi :)

      Delete
  10. memang cantik tapi bila tengok sendiri terasa gerun jugalah ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hati2 ya Cik, kalo ngeliat awan ini jangan dekat2, segera cari tempat yang aman

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.