10 Prinsip Monitoring Iklim Menurut Regulasi WMO

Skema Monitorong Iklim - WMO/TD No.1185

Climate4life.info - 10 Prinsip Monitoring Iklim Menurut Regulasi WMO

Panduan monitoring iklim ini diatur dalam regulasi WMO bernomor WMO/TD No.1185. Menurut WMO, umumnya klimatologis lebih fokus pada aspek produk dan layanan iklim namun mengabaikan manajemen dan operasional sistem pengamatan iklim.

Padahal kualitas dari produk dan layanan iklim bergantung pada ketersedian data dan kualitas pengamatan iklim itu sendiri. Untuk itulah WMO membuat panduan monitoring iklim ini yang secara khusus membahas infrastruktur iklim dalam kegiatan sehari-hari.


Monitoring iklim bersumber dari berbagai sistem observasi seperti pengamatan meteorologi dan jaringan pengamatan terkait lainnya seperti stasiun klimatologi dan juga stasiun agrometeorologi.

Monitoring iklim berguna untuk mendukung layanan prakiraan cuaca, pemodelan polusi udara dan kajian penilaian kondisi lingkungan.

Untuk itu monitoring iklim perlu mempertimbangkan berbagai aspek seperti:
  • Jaringan pengamatan iklim yang dapat menggambarkan sistem iklim, bukan hanya mengambarkan kondisi atmosfer. Monitoring iklim memerlukan pemantauan pada lautan dan sistem terestial.

  • Jaringan pengamatan iklim harus beroperasi dalam jangka panjang untuk mendapatkan nilai klimatologis iklim atau nilai normal iklim.



Berkaitan dengan monitoring iklim yang memerlukan pengamatan jangka panjang guna mendapatkan nilai klimatologis, maka WMO menerbitkan regulasi tentang 10 Prinsip Kegiatan Monitoring Iklim.

Pada awalnya prinsip monitoring iklim ini lebih kepada pemantauan perubahan iklim (climate change), namun saat ini telah diberlakukan pada semua kegiatan monitoring iklim secara luas. 



10 Prinsip Kegiatan Monitoring Iklim Menurut Regulasi WMO


1. Setiap sistem monitoring iklim baru atau perubahan sistem yang ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diimplementasikan.

Kemajuan teknologi saat ini telah banyak mengubah sistem monitoring iklim baik pada instrumen pengamatan, metode pengamatan, lokasi hingga metode sampling unsur iklim. Hal ini akan terus berkembang mengikuti kemajuan teknologi.

Namun sistem monitoring iklim yang baru yang mengikuti kemajuan teknologi harus tetap diuji kehandalannya guna menjaga kontinuitas dan homogenitas data iklim.



2. Terdapat periode pengamatan paralel pada sistem monitorng iklim baru dengan yang lama.

Pengamatan paralel antara sistem pengamatan iklim yang lama dengan yang baru merupakan bagian untuk menjaga kontinuitas dan homogenitas pencatatan data iklim.

Pada regulasi WMO yang lain disebutkan periode paralel pengamatan iklim antara yang lama dengan sistem penggantinya minimal berlangsung 1 tahun.


Sistem pengamatan iklim yang baru harus diprioritaskan pada kegiatan pemantauan perubahan iklim. Periode paralel juga digunakan untuk membuktikan bahwa manfaat sistem monitoring iklim yang baru jauh lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan.


3. Metadata atau pencatatan detail kondisi lokal, peralatan, prosedur pengoperasian, algoritma pengolahan data dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan interpretasi data dilakukan sebagaimana perlakuan terhadap data itu sendiri.

Metadata yang berkualitas baik menjadi bagian penting dari layanan meteorologi saat ini khususnya untuk operasional dan penelitian iklim. Metadata diperlukan untuk:
  • Interpretasi data iklim
  • Kontrol kualitas, 
  • Pemilihan jaringan, 
  • Monitoring kehandalan sistem atau jaringan, 
  • Kewajiban internasional
  • Identifikasi dan penyesuaian catatan data iklim pada kondisi diskontinu faktor non-iklim

Monitoring Iklim - Metadata
Sistem metadata NOAA



4. Kualitas dan homogenitas data iklim harus diuji secara berkala sebagai bagian dari kegiatan rutin.

Pentingnya menjaga kualitas dan homogenitas data iklim menjadi tanggung jawab semua pihak yang menjadi bagian dari sistem monitoring iklim.

Lembaga penyelenggara pengamatan iklim harus memiliki sistem yang dapat memantau kualitas data dan inhomegenitas data near realtime, sehingga langkah korektif dapat dilakukan seketika ketika ditemukan data yang menyimpang.



5. Kesepakatan mengenai produk dan kajian terhadap kondisi lingkungan hidup dan monitoring iklim seperti rekomendasi dari IPCC harus terintegrasi dalam prioritas nasional, regional dan pemantauan global.

Klimatologis atau para ahli iklim perlu mengidentifikasi prioritas pengamatan untuk negara masing-masing berdasarkan pada kemampuan jaringan dan sistem yang dimiliki untuk memenuhi berbagai kebutuhan sistem monitoring iklim.

Rekomendasi dalam laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), kebutuhan jaringan observasi dan sistem monitoring iklim pada tingkat regional dan global ditetapkan berdasarkan laporan kecukupan GCOS (Global Climate Observing System) untuk UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).

Rekomendasi IPCC tersebut seharusnya diintegrasikan ke dalam prioritas nasional.



6. Stasiun-stasiun iklim dengan sistem pengamatan yang telah beroperasi sejak lama secara kontinu harus dipertahankan.

Prinsip ini merupakan prinsip penting lainnya untuk memperoleh pencatatan data iklim yang homogen dan kontinu.

Untuk itu setiap negara harus didorong untuk mengindentifikasi jumlah stasiun yang khusus menjadi bagian jaringan monitoring iklim atau pemantauan iklim dalam jangka panjang. 

Hal ini harus menjadi misi bersama seluruh stasiun meteorologi dan jaringan pengamatan terkait lainnya dalam menyediakan data klimatologi.

Karena perubahan sistem monitoring iklim tidak mungkin dihindari sesuai perkembangan zaman, maka program pengamatan iklim paralel merupakan solusi dalam manajemen pengelolaan data iklim.

Negara-negara penyelenggara sistem monitoring iklim harus menyadari bahwa stasiun mereka yang memiliki histori data klimatologis yang panjang merupakan warisan nasional, regional dan global bagi negara mereka sendiri.



7. Prioritas utama pada penambahan jaringan pengamatan iklim difokuskan pada wilayah dengan data iklim yang terbatas, parameter pengamatan iklim yang sedikit, wilayah yang rentan perubahan serta pengukuran utama dengan resolusi temporal yang kurang memadai.

Pengembangan teknologi pengamatan iklim yang lebih baik harus difokuskan pada kebutuhan jaringan monitoring iklim secara nasional, regional dan global.

Pengembangan teknologi pemantauan iklim tersebut dapat menggambarkan kualitas pengamatan iklim yang memiliki masalah tertentu seperti pengamatan curah hujan pada daerah beriklim dingin.

Seringkali daerah beriklim dingin tersebut berkaitan dengan ekosistem yang peka terhadap perubahan iklim. Penambahan jaringan monitoring iklim pada daerah tersebut menjadi penting bagi kajian dampak iklim dan studi tentang adaptasi perubahan iklim.

Prioritas penambahan jaringan monitoring iklim harus dikaitkan juga dengan kondisi sosial, ekonomi, dan keadaan lingkungan dari sebuah negara.

Sebagai contoh penguatan dukungan pada pengamatan iklim  yang dibutuhkan untuk penerapan iklim pada bidang tertentu.



8. Kebutuhan jangka panjang meliputi frekuensi pengambilan data harus ditentukan oleh perancang jaringan, operator dan teknisi peralatan pada saat perancangan sistem dan implementasinya.

Keberlangsungan monitoring iklim atau pemantauan iklim hanya dapat dicapai melalui pemahaman bersama pengelola sistem dan jaringan pengamatan, pengelola data dan ahli iklim atau klimatologis.

Beberapa negara telah berhasil membangun sistem pengamatan iklim yang baru berdasarkan kebutuhan stakeholder dan juga kebutuhan klimatologi sendiri.



9. Perubahan sistem pengamatan iklim dari penelitian menjadi sistem operasional jangka panjang secara hati-hati dan terencana harus dipromosikan.

Kebutuhan pada komintmen menjalankan monitoring iklim jangka panjang pada sistem pengamatan iklim memang diperlukan. Terdapat kebutuhan perencanaan transisi yang jelas dari riset iklim menjadi sebuah sistem monitoring iklim yang operasional.

Setiap transisi akan membutuhkan pengembangan infrastruktur yang mendukung persyaratan monitoring iklim yang lebih luas.



10. Sistem manajemen data yang mendukung akses data, penggunaan data dan interpretasi data dan produknya harus menjadi unsur penting dalam sistem monitoring iklim.

Salah satu perbedaan utama antara kebutuhan observasi iklim dan cuaca adalah menyangkut perlakuan dari pengamatan yang berbeda beberapa jam dari koleksi yang dimiliki. Nilai operasional bdari pengamatan menjadi prediksi cuaca berkurang secara drastis.

Hal ini Berbeda dengan klimatologis. Sistem manajemen data iklim umumnya terletak antara sistem pengamatan dan proses pengiriman produk iklim dan proses produksi layanan iklim.


Sistem manajemen data iklim mencakup sistem kontrol kualitas data, metadata, dan berbagai masukan antara data pengguna dengan sistem observasi.

Juga keberadaan pengelola jaringan iklim yang dapat mempertahankan integritas data iklim.

Pada sisi lain, klimatologis juga diperlukan untuk memastikan stabilitas pengamatan iklim. Selain itu, adanya peluang penggunaan data baru dengan pengamatan resolusi tinggi harus dimanfaatkan.


Demikian 10 Prinsip Monitoring Iklim Menurut Regulasi WMO, yang bersumber dari regulasi WMO bernomor WMO/TD No.1185. Semoga bermanfaat.

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

6 Comments

  1. Informatif sekaliiiii. Terimakasih :)

    ReplyDelete
  2. ternyata ribet juga yah, sangat sulit dipahami sama org awam hehe

    ReplyDelete
  3. Banyak hal yang belum kita ketahui soal ilmu iklim, tahunya hanya soal cuaca, musim hujan dan musim kemarau saja 😄😄😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk cuma tau musim hujan sama musim kemarau doang mang? musim kawin nggk?

      Delete
    2. Kang Maman... dalam operasionalnya, sistem monitoring iklim memerlukan kerjasama Internasional. Karena musim kemarau ditempat kita itu berkaitan dengan pola iklim secara globa

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.