Jenis-Jenis Stasiun Sinoptik Menurut Regulasi WMO

Climate4life - Jenis-Jenis Stasiun Sinoptik Menurut Regulasi WMO 

Stasiun Sinoptik milik MetOffice Inggris
Stasiun Sinoptik milik MetOffice Inggris


Data cuaca atau data meteorologi diperoleh berdasarkan hasil pengamatan pada sebuah stasiun meteorologi.

Di Indonesia, dikenal tiga jenis stasiun meteorologi. Pembagian ketiga tipe stasiun meteorologi tersebut berdasarkan lokasi keberadaannya yaitu:
  • Stasiun Meteorologi Penerbangan, terletak di bandara-bandara.

  • Stasiun Meteorologi Maritim, terletak pada pelabuhan-pelabuhan.

  • Stasiun Meteorologi Sinoptik, ditempatkan untuk mengisi jaringan pengamatan meteorologi yang tidak memiliki bandara atau pelabuhan.


Dalam regulasi WMO, Stasiun Sinoptik dan Stasiun Meteorologi dijelaskan berdasarkan tujuan pendiriannya. Sehingga dalam regulasi WMO, seolah stasiun sinoptik dan stasiun maritim bukan menjadi sub stasiun dari stasiun meteorologi.

Lebih lengkap hal ini dapat dibaca pada regulasi WMO nomor 488 dan 544 tentang Global Observing System.

  • Stasiun sinoptik permukaan;  yang terbagi menjadi stasiun di darat dan di laut 
  • Stasiun sinoptik udara atas 
  • Stasiun meteorologi dalam pesawat terbang 
  • Stasiun meteorologi penerbangan 
  • Stasiun kapal penelitian dan tujuan khusus 
  • Stasiun klimatologi 
  • Stasiun agricultural meteorologi (agrometeteorologi) 
  • Stasiun untuk keperluan khusus seperti: 
    • Stasiun radar cuaca 
    • Stasiun Radiasi 
    • Stasiun profil angin 
    • Stasiun deteksi atmosfer 
    • Stasiun pesawat peninjau meteorologi  
    • Stasiun roket meteorologi 
    • Stasiun pengamat atmosfer global 
    • Stasiun pengamatan batas planet Stasiun pasang surut. 

Global Observing System (GOS) dari WMO


Stasiun-stasiun pengamatan di atas harus menghasilkan data meteorologi atau data gejala tentang cuaca sebagai hasil pengamatannya.

Seluruh stasiun pengamatan yang meliputi stasiun sinoptik, stasiun meteorologi, stasiun klimatologi dan lainnya tersebut akan terhubung menjadi satu jaringan guna mendukung monitoring iklim secara global.



Selanjutnya, dalam perencanaan jaringan pengamatan baik stasiun sinoptik, stasiun meteorologi dan stasiun pengamatan lainnya, menurut regulasi WMO harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

  • Lokasi setiap stasiun pengamatan dapat mewakili kondisi ruang dan waktu.

  • Jarak antar stasiun dan interval pengamatan harus mempertimbangkan kebutuhan resolusi spasial dan temporal dari variabel meteorologi yang diamati.

  • Jumlah stasiun harus mempertimbangkan alasan ekonomis namun tetap mengedepankan standar yang dibutuhkan.


Di Indonesia, stasiun meteorologi penerbangan dan juga stasiun meteorologi maritim selain melakukan tugas pokoknya memberikan data meteorologi untuk layanan penerbangan atau pelayaran juga melakukan fungsi sinoptik.

Sebaliknya stasiun sinoptik hanya menjalankan fungsi pengamatan sinoptik, tidak melakukan pelaporan data meteorologi kepada pihak ketiga, seperti layanan penerbangan atau pelayaran tersebut.



Artikel kali ini akan membahas secara khusus mengenai jenis-jenis stasiun sinoptik sebagaimana yang diatur dalam regulasi WMO. 



Pengertian Stasiun Sinoptik

Stasiun sinoptik adalah stasiun yang didirikan guna mengamati unsur-unsur meteorologi yang dapat menggambarkan keadaan cuaca atau keadaan meteorologis setempat.

Data meteorologi hasil pengamatan stasiun sinoptik tersebut kemudian dilaporkan dan dipertukarkan dengan format sandi sinoptik. Karenanya stasiun pengamatan  ini disebut stasiun sinoptik.

Sandi sinoptik atau synoptik code merupakan sistem pelaporan informasi cuaca dalam bentuk sandi yang berbentuk deretan angka-angka biasa. Penggunaan sandi sinoptik agar format pengiriman seragam dan mudah dipertukarkan dan dimengerti oleh semua negara.

Sinoptik merupakan istilah padanan kata synoptic. Synoptic berasal dari bahasa Yunani "syn" yang bermakna "sama atau bersama" serta "optic " yang artinya  "tampak atau terlihat". 

Penggunaan kata sinoptik mula-mula untuk pengamatan cuaca, dengan maksud untuk menjelaskan pengamatan cuaca yang dilakukan secara serentak pada waktu yang sama

Pengamatan yang dilakukan oleh setiap stasiun sinoptik harus dilakukan pada standar waktu  utama pengamatan. Standar waktu utama mengikuti Coordinated Universal Time (singkatan resminya UTC).  

Menurut WMO pemakaian standar waktu UTC lebih mudah diterapkan dengan catatan bahwa selisih waktu antara UTC dengan waktu lokal tidak menyebabkan deviasi data yang signfikan.



Jenis-Jenis Stasiun Sinoptik

Dalam regulasi WMO, stasiun sinoptik terbagi menjadi stasiun sinoptik permukaan dan stasiun sinoptik udara atas. Stasiun sinoptik permukaan terbagi  lagi menjadi stasiun permukaan di darat dan stasiun sinoptik di laut. 

Stasiun sinoptik dapat berupa stasiun sinoptik dengan pengamatan konvensional atau stasiun sinoptik otomatis.

WMO menyarankan agar stasiun sinoptik dapat beroperasi melaksanakan pengamatan cuaca selama 24 jam.

Jika hal tersebut sulit mengingat faktor biaya, maka penggunaan alat otomatis dapat digunakan untuk mengisi jam-jam pengamatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan pengamatan konvensional.


1. Stasiun Sinoptik Permukaan

Stasiun sinoptik permukaan bisa terletak di darat atau di laut, bisa konvensional atau juga otomatis.

Untuk stasiun sinoptik permukaan di darat harus ditempatkan pada tempat yang dapat menggambarkan kondisi meteorologis pada wilayah yang luas, berkisar 2.000 km2 - 10.000 km2 yang rata dan homogen.


  • Stasiun sinoptik permukaan di darat
Lokasi penempatan stasiun sinoptik permukaan di darat merupakan tempat dengan kondisi geografis yang sama dengan sekitarnya serta tidak terpengaruh dari kawasan industri.

Peralatan pengamatan stasiun sinoptik harus ditempatkan pada area terbuka yang jauh dari penghalang. Desain minimum penempatan peralatan meteorologi pada stasiun sinoptik seperti di bawah ini.

Denah taman alat umum pada stasiun sinoptik


Rincian instrumen pengamatan pada taman alat di atas sebagai berikut: 
  1. Sangkar meteorologi. 
  2. Cup counter angin tinggi 2 m. 
  3. Termometer tanah kedalaman 100 cm. 
  4. Penakar hujan 1. 
  5. Penakar hujan 2. 
  6. Penakar hujan otomatis. 
  7. Termometer tanah kedalaman 30 cm. 
  8. Termometer minimum. 
  9. Termometer minimum rumput. 
  10. Pengukur lama penyinaran matahari. 
  11. Termometer tanah kedalaman 5 cm, 10, dan 20 cm serta termometer minimum untuk tanah gundul. 

Unsur cuaca atau unsur meteorologi yang diamati oleh sebuah stasiun sinoptik di darat minimal meliputi:
  1. Cuaca saat ini
  2. Cuaca lampau
  3. Arah dan kecepatan angin
  4. Jumlah perawanan
  5. Jenis awan
  6. Tinggi dasar awan
  7. Penglihatan mendatar
  8. Suhu udara
  9. Kelembapan
  10. Tekanan udara

Waktu pengamatan utama stasiun sinoptik di darat adalah pukul 00.00, 06.00, 12.00 dan 18.00 UTC.

Adapun waktu pengamatan antara pada stasiun sinoptik di darat , yaitu pada pukul 03.00, 09.00, 15.00 and 21.00 UTC.



  • Stasiun sinoptik kelautan

Stasiun sinoptik kelautan adalah stasiun yang melakukan pengamatan unsur meteorologi dan oseanologi di laut.

Stasiun sinoptik di laut dapat berupa stasiun tetap (fix station) atau mobile statiun yang berupa sebuah kapal khusus. Stasiun tetap (fix station) untuk sinoptik kelautan di Indonesia disebut juga stasiun meteorologi maritim

Kapal untuk stasiun sinoptik di laut harus memiliki ruang dek untuk meluncurkan balon untuk pengamatan udara atas dan ruang yang memadai untuk instrumen meteorologi. 

Karena persyaratan berupa sebuah kapal khusus maka hingga saat ini stasiun sinoptik di laut masih membutuhkan biaya yang sangat besar. Biasanya stasiun sinoptik di laut merupakan terbentuk atas kerjasama beberapa lembaga tertentu.

Kapal pengamatan cuaca laut WMO, sumber dari sini


Setiap stasiun tetap untuk sinoptik kelautan  (fix station) harus ditempatkan pada lokasi yang dapat mewakili kondisi lautan sekitarnya.

Pengamatan stasiun sinoptik di laut minimal dilakukan pada jam utama pengamatan yaitu pada pukul 00.00, 06.00, 12.00 dan 18.00 UTC.

Unsur meteorologi yang diamati oleh sebuah stasiun sinoptik di laut minimal meliputi semua unsur yang diamati oleh stasiun sinoptik di darat ditambah:
  1. Arah dan kecepatan kapal
  2. Suhu muka laut
  3. Arah pergerakan gelombang laut
  4. Periode gelombang
  5. Tinggi gelombang
  6. Es di laut
  7. Fenomena cuaca khusus di laut seperti waterspout atau puting beliung yang terjadi di lautan



2. Stasiun Sinoptik Udara Atas

Dipahami bahwa gejala cuaca tidak hanya proses fisis pada atmosfer dekat permukaan bumi tetap juga mencakup hingga lapisan atas atmosfer.

Stasiun Sinoptik Udara Atas mempunyai tugas untuk melakukan pengamatan meteorologi pada berbagai lapisan atmosfer tersebut.

Peralatan yang digunakan dalam pengamatan udara atas oleh sebuah stasiun sinoptik udara atas meliputi:
  • Pilot balon (pibal)
  • radiosonde (rason)
  • radiowind (rawin)
  • rawinsonde  (gabungan rason dan rawin)
  • Teknologi lainnya sepertu Sodars, Wind Profler, sistem sounding radio akustik dan juga Lidar

Pengamatan dengan radiosonde dari sebuah stasiun sinoptik udara atas. Sumber NOAA



Stasiun sinoptik udara atas dapat ditempatkan di darat atau juga pada kapal-kapal yang melakukan pengamatan sinoptik kelautan. Jarak antar stasiun sinoptik udara atas maksimal 250 km untuk di darat dan 1.000 km untuk di lautan. 

Unsur meteorologi yangi diamati stasiun sinoptik udara atas pada setiap lapisan atmosfer yang telah ditetapkan yaitu tekanan udara, suhu, arah dan kecepatan angin serta kelembapan.

Hasil pengamatan udara atas kemudian dianalisis menggunakan diagram aerologis. Selengkapnya dapat dibaca: Diagram Aerologis dan Aplikasi Raob.

Pengamatan stasiun sinoptik udara atas dilakukan serta dilaporkan pada pukul 00.00  dan 12.00 UTC untuk pengamatan Rason dan atau Rawinsonde dan pukul 06.00 dan 18.00 UTC untuk Rawin.

Demikian ulasan mengenai jenis-jenis stasiun sinoptik dalam regulasi WMO. Dalam prakteknya, sebuah stasiun biasanya berfungsi rangkap, misalnya sebuah stasiun sinoptik kelautan dapat juga melakukan pengamatan udara atas.

Stasiun sinoptik karena berada di bandara akan menjadi stasiun meteorologi penerbangan.  Semoga bermanfaat.

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

6 Comments

  1. secanggih itu tetap saja ya ada aja yang lolos dari manusia, Bencana alam memang kalo udah ditakdirkan gak bisa berbuat apa apa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas. Kita tidak bisa mencegah bencana. Yang bisa kita lakukan adalah usaha mengurangi resiko bencana.

      Delete
  2. Semoga kedepannya ada stasiun untuk cuaca yang sekiranya berpotensi bencana, mungkinpun itu mustahil, paling tidak pendeteksian dini bisa dilakukan..
    Jadi pingin tahu cara kerjanya seperti apa mas...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masalah utama ada pada sistem peringatan dini kita mas. Belum terintegrasi

      Delete
  3. Indonesia ini negara ring of fire + kepulauan, rawan bencana itu sudah pasti. Nah bagaimana masyarakat juga harus bisa mengupayakan untuk diri sendiri tentang menanggulanginya. Kalau bisa: menghindari. Waktu Ende masih sering gempa, di rumah saya terapkan tanggap bencana, jadi setiap penghuni rumah punya satu ransel khusus pakaian hahaha ... termasuk bagaimana caranya mengevakuasi Mamatua (stroke) dari dalam kamar ke luar rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengalaman yang sangat baik mb Tuteh. Sudah berhasil melakukan sistem pengurangan resiko bencana sendiri. Ayo dipublikasi mba biar menjadi literatur bagi yang lain.

      Sebagaimana yang saya pahami, bencana tidak bisa kita cegah. Kita hanya bisa melakukan usaha ut meminimalkan dampak buruk bencana

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.