Iklim dan Migrasi Burung Tahunan dari Siberia-Rusia ke Indonesia

Climate4life.info - Percaya tidak, ratusan jenis burung dari Siberia Rusia setiap tahun terbang menempuh jarak ribuan kilometer menuju Indonesia.

Rute migrasi burung di dunia.
Gambar: https://www.sci.news/biology/bird-migration-gene-09428.html


Fenomena hewan bermigrasi dalam dunia iklim dikenal sebagai salah satu hal dalam fenologi. Ini dilakukan oleh hewan untuk menemukan tempat dengan iklim yang cocok agar mereka dapat bertahan hidup.




Iklim dan Musim

Migrasi burung yang mencapai Indonesia adalah yang berasal dari Siberia, Rusia. Pada saat musim dingin di Rusia, maka ribuan burung dari berbagai jenis akan mencari tempat yang hangat ke wilayah tropis.

Kita tahu Rusia memiliki rezim iklim subtropis yang memiliki empat musim. Pada musim dingin, sumber makanan bagi hewan akan berkurang.

Terjadinya musim tersebut terkait dengan gerak semu matahari. Pola musim berkait dengan gerak semu tahunan matahari tersebut sebagai berikut.

PeriodeSubtropis
BBUBBS
Maret - Mei Musim SemiMusim Gugur
Juni - AgustusMusim PanasMusim Dingin
September - NovemberMusim GugurMusim Semi
Desember - FebruariMusim DinginMusim Panas

BBU    = Bumi belahan utara
BBS    = Bumi belahan selatan

Berbeda dengan kawasan subtropis, pada wilayah tropis seperti Indonesia sepanjang tahun menerima sinar matahari yang intensif sehingga suhu udaranya selalu hangat.

Tentu saja sepanjang tahun makanan untuk hewan pada jaring makan yang lebih tinggi akan selalu tersedia.




Migrasi Burung

Terjadinya migrasi hewan umumnya karena untuk mencari makanan dan lokasi bersarang. Burung yang bersarang di Belahan Bumi Utara cenderung bermigrasi ke utara pada musim semi untuk memanfaatkan populasi serangga yang berkembang pesat, tanaman pemula, dan banyak lokasi bersarang.

Saat musim dingin mendekat dan ketersediaan serangga dan makanan lainnya berkurang, burung-burung bergerak ke selatan lagi. Menghindari suhu dingin merupakan pendorong utama meski terdapat beberapa jenis spesies yang dapat bertahan pada suhu di bawah titik beku.


Meski belum dipahami sepenuhnya, insting  burung bermigrasi dipicu respon  terhadap perubahan panjang hari, suhu yang lebih rendah, perubahan persediaan makanan, dan kecenderungan genetik.

Bagaimana mereka dapat terbang pada jarak ribuan kilometer secara non-stop? Berminggu-minggu sebelum migrasi burung-burung tersebut akan menimbun lemak dalam tubuhnya. Mereka akan terlihat lebih gemuk.

Cadangan lemak inilah yang menjadi bahan bakar dalam perjalanan. Dalam pelacakan satelit, burung dapat  terbang tanpa henti di atas lautan, dari Selandia Baru ke Laut Kuning di Cina, atau dari Alaska ke Selandia Baru.

Jarak penerbangan lebih dari 11.000 km sekali jalan. Tercatat butuh waktu sekitar 9 hari untuk melakukan perjalanan migrasi ini.

Saat tiba ditujuan berat mereka susut drastis dan tentunya sangat kelaparan. Berminggu-minggu mereka mulai makan dan menimbun lemak lagi untuk perjalanan kembali ke asalnya.



Migrasi Burung Siberia hingga Indonesia

Dalam situs mongabay.co.id dijelaskan pada setiap tahun ribuan burung raptor bermigrasi ke Bumi bagian selatan melalui dua jalur. Migrasi ini disebut latitudinal karena melintasi lintang bumi yang jauh dari utara ke selatan dan sebaliknya.


Jalur pertama melalui  koridor daratan sebelah timur (Eastern inland corridor) yaitu jalur yang dilalui  dari tenggara Siberia melalui timur Tiongkok menuju semenanjung Malaysia, lalu mendarat di Indonesia yakni Jawa, Bali, dan Lombok. 

Jalur ini adalah yang dilalui kawanan raptor atau burung pemburu seperti elang.

Kedua, Koridor Pantai Pasific (Coastal pacific corridor) yaitu jalur yang akan dilalui oleh burung-burung dari timur Rusia yang melewati Kepulauan Jepang dan Taiwan, lalu ke selatan Filipina dan menepi di wilayah Sunda Besar.

rute migrasi burung melewati Indonesia berkaitan iklim
Rute migrasi burung dalam dua koridor yang melewati Indonesia
Gambar: https://teara.govt.nz/en/map/7218/the-east-asian-australasian-flyway


Dalam sekali migrasi, burung-burung ini dapat terbang hingga jarak 15.000 kilometer dengan waktu tempuh 50 – 70 hari.

Migrasi burung dari Siberia, Rusia ini puncaknya terjadi pada bulan Oktober yang terpantau pada Taman Sembilang di pesisir pantai timur Sumatera Selatan. 

Koloni burung dari Siberia tersebut datang mencari sumber makanan,  juga mencari tempat hangat yang banyak menyimpan makanan. Pada saat ini, di Siberia suhu udaranya cukup dingin menuju titik beku meski musimnya masih peralihan dari musim gugur ke musim dingin.

Setelah beristirahat sekitar tiga bulan, burung-burung dari Siberia akan memulai perjalanan pulang pada awal Maret. Pada saat ini di Siberia suhunya telah mulai hangat dengan musim semi menuju musim panas.

Karenanya migrasi burung ini cukup populer yang dikenal juga dengan istilah return migration. Berangkat saat iklimnya dingin dan kembali saat musim panas.




Bagaimana Burung Menemukan Arah Migrasi

Burung yang bermigrasi menempuh ribuan kilometer dalam perjalanan tahunan mereka.  Perjalanan dengan rute yang sama dari tahun ke tahun dengan hanya sedikit penyimpangan.

Burung yang baru pertama kali migrasi sering melakukan migrasi sendiri. Mereka dapat menemukan rumah musim dingin mereka meskipun belum pernah melihatnya sebelumnya, dan kembali pada musim semi berikutnya ke tempat mereka dilahirkan.

Rahasia keterampilan navigasi burung tersebut sebagian karena menggabungkan beberapa jenis indera yang berbeda ketika mereka bernavigasi. Mereka bisa mendapatkan informasi kompas dari matahari, bintang, dan dengan merasakan medan magnet bumi.

Mereka juga mendapatkan informasi dari posisi matahari terbenam dan dari landmark yang terlihat pada siang hari. Bahkan ada bukti bahwa indra penciuman berperan, setidaknya untuk merpati pos.


Beberapa spesies, terutama unggas air dan bangau, mengikuti jalur yang disukai dalam migrasi tahunan mereka. Jalur ini sering dikaitkan dengan lokasi persinggahan penting yang menyediakan persediaan makanan yang penting bagi kelangsungan hidup burung.

Burung yang lebih kecil cenderung bermigrasi di bagian depan yang luas di seluruh lanskap. Studi menggunakan data eBird telah mengungkapkan bahwa banyak burung kecil mengambil rute yang berbeda di musim semi dan musim gugur, untuk memanfaatkan pola musiman dalam cuaca dan makanan.

Begitulah bagaimana iklim dan musim mendorong terjadinya migrasi burung dari Siberia Rusia ke Indonesia bolak-balik setiap tahunnya



Referensi:

  1. https://www.timeanddate.com/calendar/aboutseasons.html
  2. https://www.sci.news/biology/bird-migration-gene-09428.html
  3. https://www.allaboutbirds.org/news/the-basics-how-why-and-where-of-bird-migration/
  4. https://www.worldmigratorybirdday.org/events/2019/birdwatching-berbak-sembilang-national-park

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

4 Comments

  1. Hebat Yaaa mereka, bisa ga tersesat ketika melakukan migrasi. Aku sendiri belum pernah melihat langsung burung2 yang melakukan migrasi ini mas. Tapi tau kalo Negara2 Asean biasanya jadi destinasi mereka karena di saat tempat asal kena musim dingin. Cuma berharap mereka ga jadi buruan ketika sampai di tempat hangat 😔

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu juga masalah baru mba, saat tiba di tempat migrasi banyak juga yang jadi target pemburu. Akhirnya lama2 populasi mereka terus menyusut

      Delete
  2. Luar biasa ciptaan Tuhan, burung bisa terbang 9 hari untuk migrasi ke Indonesia, menariknya dia menjadikan timbunan lemak sebagai bahan bakarnya dan begitu sampai ketujuan langsung kurus, kuat juga ya sayapnya mengepak terus dan matanya juga tanpa perih kena angin 👍👍

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.