Teknologi Modifikasi Cuaca atau Hujan Buatan, begini prosesnya

Teknologi Modifikasi Cuaca atau Hujan Buatan, begini prosesnya
Climate4life.info | Teknologi Modifikasi Cuaca atau Hujan Buatan



Tentang Hujan Buatan

Modifikasi cuaca merupakan kegiatan manusia guna memengaruhi pola cuaca agar sesuai kebutuhan manusia¹

Sejak zaman purba hingga zaman modern seperti sekarang ini, sebenarnya telah berbagai metode diuji coba manusia untuk mendapatkan kondisi cuaca dan iklim yang diinginkan².

Di Indonesia dulunya teknologi modifikasi cuaca lebih kepada kegiatan untuk menurunkan hujan buatan. Karenanya teknologi modifikasi cuaca ini lebih dikenal sebagai teknologi hujan buatan.




Tujuan Modifikasi Cuaca

Kegiatan hujan buatan di Indonesia dilakukan guna mengatasi kekeringan dengan menurunkan hujan pada waduk atau bendungan untuk menambah cadangan air.

Hujan buatan juga kemudian dimanfaatkan untuk membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang makin sering terjadi.



Adanya hujan buatan melalui teknologi modifikasi cuaca jika berhasil akan bermanfaat memperbaiki tingkat kualitas udara karena hujan akan membersihkan polutan yang ada di atmosfer. 

Pada daerah yang terdampak karhutla maka adanya hujan akan mengatasi asap yang diproduksi oleh kebakaran hutan. Selain itu hujan buatan diarahkan pada wilayah pertanian yang terancam kekurangan air karena musim kemarau.

Menurut WMO³, teknologi modifikasi cuaca dapat meliputi kegiatan mempercepat hilangnya kabut, meningkatkan curah hujan atau juga salju serta menekan potensi terjadinya hujan es.

Meski tantangannya cukup besar karena sistem cuaca yang sangat kompleks.

Kemajuan teknologi saat ini telah cukup baik untuk memprediksi cuaca ekstrem seperti seperti hujan lebat yang dapat memicu banjir.

Kemudian angin kencang dari badai tornado yang dapat menghancurkan apa saja yang dilewati ini.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana mengendalikan cuaca ekstrem tersebut agar tidak memberikan dampak buruk bagi manusia.

Di sinilah kemudian teknologi hujan buatan dimanfaatkan.



Sejarah Singkat Kegiatan Modifikasi Cuaca

Teknologi modifikasi cuaca pertama kali dilakukan pada tahun 1940, berupa uji coba penyemaian awan¹.

Percobaan ini selanjutnya juga dikabarkan digunakan militer AS pada era perang vietnam guna menghambat pasukan lawan

Teknik umum yang digunakan adalah penyemaian awan dengan penambahan inti kondensasi agar proses hujan dapat dipercepat.

Dalam perkembangan selanjutnya proses ini dapat dibalik sehingga meski uap air di atmosfer cukup banyak namun dihambat agar tidak berkembang menjadi awan hujan.

Kita tahu, di atmosfer sebuah awan dapat terbentuk melalui proses kondensasi dari uap air yang ada. Untuk dapat berkondensasi diperlukan adanya inti kondensasi yang dapat berupa butiran garam atau juga partikel pada seperti debu.


Nah dalam teknologi modifikasi cuaca, inti kondensasi inilah yang ditaburkan di udara.  Jika tujuannya untuk mengurangi hujan di suatu tempat maka teknologi hujan buatan dilakukan dengan mencegat awan yang menuju satu lokasi agar jatuh di tempat lain.

Teknologi modifikasi cuaca dengan "memaksa" awan segera menjadi hujan agar hujan tersebut jatuh sebelum sampai di satu tempat adalah pada saat pelaksaan olimpiade Beijing.

Disebutkan hujan berhasil turun sebelum mencapai pusat kota sehingga saat olimpiade cuaca selalu cerah



Prinsip dasar Teknologi Modifikasi Cuaca

1. Awan hujan

Hal pertama yang dilakukan untuk menurunkan hujan buatan dalam teknologi modifikasi cuaca adalah menemukan awan-awan yang potensial yang memang dapat menurunkan hujan.

Umumnya adalah awan dari jenis cumulus. Baca: bentuk-bentuk awan.


2. Penaburan garam

Setelah awan potensial ditemukan maka selanjutnya partikel garam ditaburkan ke awan tersebut. 

Metode penaburan garam dapat melalui pesawat terbang, dapat juga dengan alat yang dapat menembakkan garam dari tanah ke udara, sebagaimana pada gambar berikut.

Proses penyemaian awan dalam teknologi modifikasi cuaca.
Gambar: https://snowbrains.com/ cloud-seeding-make-difference/


Perak iodida pada gambar di atas adalah zat yang digunakan untuk membentuk es dalam awan.

Adanya es dalam awan jika turun ke bawah awan hingga di bawah lapisan freezing level diharapkan akan mencair hingga menambah berat butiran air yang dapat turun menjadi hujan

Selanjutnya juga pesawat akan menaburkan CaCl₂ yang berguna untuk menambah volume awan dan menambahkan NaCl agar awan menjadi lebih padat.

Penambahan CO₂ pada awan berguna untuk menurunkan suhu dalam awan. Proses ini dimaksudkan agar uap air segera mengembun menjadi butiran air. Proses ini juga diperkuat dengan penambahan urea ke dalam awan.

Kegiatan di atas secara umum adalah guna mempercepat proses uap air mengembun menjadi butiran awan lalu membesar menjadi butiran air.

Jika butiran tersebut membesar mengalahkan gaya gravitasi maka ia akan dapat turun sebagai hujan atau salju ke permukaan bumi.


3. Faktor pendukung keberhasilan hujan buatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknologi modifikasi cuaca seperti untuk menurunkan hujan buatan adalah faktor meteorologi, antara lain:
  • Kecepatan angin, jika angin terlalu kencang maka awan justru menghilang
  • Arah angin, guna menentukan daerah yang mendapat hujan buatan
  • Suhu dan kelembapan udara



Tantangan Modifikasi Cuaca

Pola cuaca merupakan sistem yang kompleks yang terdiri dari banyak faktor. Dimulai dari rumitnya mikrofisika awan hingga faktor makro tentang awan

Pada skala yang lebih luas seperti sirkulasi atmosfer juga mempunya kontribusi pada pola cuaca.


Menurut Ensiklopedi Britanica teknologi modifikasi telah dapat meningkatkan curah hujan. Namun pada kasus lainnya tidak berpengaruh apa-apa.

Kondisi meteorologi dianggap berperan penting terhadap keberhasilan hujan buatan dan ini belum juga dapat dikontrol.

Hal ini juga cukup sering terjadi pada kegiatan modifikasi di negara kita.

Jika kita melakukan pencarian berita tentang modifikasi cuaca kita akan mendapat banyak berita tentang hambatan dalam modifikasi cuaca yang berujung pada kegagalan.

Hujan buatan dan tingkat keberhasilannya 

Berbagai faktor menjadikan kegagalan teknologi hujan buatan pada berita di atas sepertinya keberadaan awan potensial yang minim dan juga tingkat kelembapan di atmosfer yang masih rendah.



Referensi

Ulasan mengenai teknologi modifikasi cuaca yang dikenal dengan hujan buatan ini bersumber dari:
  1. https://science.jrank.org: Weather Modification
  2. Weather and Climate Modification, Nationa Science Foundation - NSF 66-3
  3. WMO: Seeding Change in Weather Modification Globally
  4. https://www.businessinsider.com : Here's how we'll control the weather in 100 years
  5. https://www.sciencenewsforstudents.org: Is weather control a dream or nightmare?
  6. K.E. Haman: Physical Problems Of Weather Modification
  7. https://www.britannica.com : Weather Modification

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

52 Comments

  1. makasih sharingnya bermanfaat baut nambah wawasan

    ReplyDelete
  2. Walopun detilnya memang rumit, tapi setidaknya jd tau garis besar hujan buatan ato modifikasi cuaca itu seperti apa. Salut Ama Orang2 pintar yg bisa menemukan cara ini :D. Seandainya otakku bisa lebih gampang menyerap pelajaran fisika, kimia yaak :p.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha kalo semua jago fisika terus siapa jadi dokter, psikolog, ahli ekonomi dll :)

      Delete
  3. Buat antisipasi kalau kemarau panjang ya ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang juga antisipasi potensi hujan lebat mas Adi

      Delete
  4. setau saya juga ini utk pembuatan hujan buatan sangat bsar biayanya... kalau sampai gagal ya rugi ya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul bang, jadi perhitungannya harus benar2 teliti

      Delete
  5. Ternyata gak semudah film dan animasi. Tapi kalau berhasil, mungkin masyarakat bisa memodifikasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selain rumit biayanya juga gede dengan peluang keberhasilan belum terlalu besar. Tentunya masyakarakat biasa masih sulit melakukan sendiri

      Delete
  6. wah ternyata ribet nih bang Day kirain ambil air disiramkan dari atas seperti itu saja ternyata banyak langkah dan harus teliti sekali

    ReplyDelete
  7. Seharusnya hujan buatan dibuat tuh di Australia, kan lagi ada kebakaran hutan yang parah disana ya bang day.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo gak ada awan tetap gak bisa mas

      Delete
    2. Iya sih, berarti suruh awan kinton punya songoku aja kali ya kesana biar ada awan dan turun hujan.:v

      Delete
  8. ada seperkara yang saya tidak suka tentnag hujan buatan. cuaca akan bertambah panas selepas hujan turun ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah gitu yah Cik... saya juga belum ngerasain kena hujan buatan

      Delete
    2. kami cuma alami hujan buatan cuma ketika musim jerebu teruk sahaja...

      Delete
  9. begitu canggihnya ya bang, manusia sudah bisa membuat hujan buatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teknologi lama sih cmn baru viral baru2 ini aja

      Delete
  10. Wah ternyata untuk membuat hujan buatan, modalnya cukup lumayan juga ya...

    Sharingnya bermanfaat banget mas, thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas, udah modalnya gede, probabilitas keberhasilannya masih belum maksimal juga

      Delete
  11. ternyata banyak gagalnya juga ya...itu sebabnya dikatakan "mahal"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya karena emg juga operasional dengan pesawat masih tergolong berbiaya tinggi mas

      Delete
  12. Dulu yang awalnya menurunkan dan mencegah hujan pakai pawang hujan ternyata sudah beralih menjadi alat teknologi. Jadi, kasihan sama para pawang hujan, hehehe.
    Informasinya mudah dipahami, saya jadi paham kenapa turunnya hujan bisa direncanakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisik2 sih kalo pawang hujan tetap juga di pake pejabat klo ada event tertentu ;)

      Delete
  13. Ternyata modifikasi cuaca atau hujan buatan pernah digunakan dalam militer
    Kalau bagi saya, soal gagal yang lumrah, yang namanya teknologi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mas, diharapkan dengan hujan gerak musuh jadi lebih lambat

      Delete

  14. Oohh begitu toh tekniknya. Akan tetapi bila ada awan tetap tidak bisa sepenuhnya hujan yaa bang.

    Apa mungkin pawang hujan belajar dari teory ini juga bang.😄😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syarat utama ya emang harus ada awan. Seperti mau nanam harus ada benih dulu, garam2 itu adalah pupuknya.

      Delete
  15. Jadi, sebenarnya di Kalimantan kemarin sudah dicoba melakukan metode ini cuma apa ga berhasil sehingga kebakaran hutan terjadi di mana-mana?

    Modifikasi cuaca ini dilakukan juga ga sih sama pawang hujan pas hajatan? Hehehe, stupid question , ya? Hehehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan gak berhasil mba, emg awan-awan belum ada sama sekali jadi percuma jika dipaksakan hujan buatan tidak akan berhasil.

      Konon katanya pawang hujan juga intinya memindahkan awan ke tempat lain, cuman pake bantuan magis hehehe

      Delete
  16. Hujan buatan ternyata juga bisa gagal dibikinnya ya, berarti semacam masalah di Aussie itu juga bisa begitu? Ditambah iklim kering dan angin yang besar jadi kebakaran lahannya susah ditangani

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena emang syarat utamanya ya harus ada awan dulu. Teknologi hujan buatan fungsinya hanya mempercepat pematangan awan agar segera turun menjadi hujan

      Delete
  17. Oh, jadi yang katanya hujan di Jakarta dipindah ke mana gitu, ternyata emang bisa ya.
    Dulu sering dengar hujan buatan untuk mengatasi kebakaran hutan. Ternyata begini alurnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo yang kemaren lebih kepada awannya dicegat sebelum sampai Jkt mba, biar hujannya turun lebih dulu

      Delete
  18. bang, nanti request tentang fenomena alam yang ikan paus di timur tengah dong. ada kaitan ny ga ya dengan bencana alam? hehe

    ReplyDelete
  19. Jadi, membuat hujan masih membutuhkan awan yang mumpuni ya? Well, aku baru tahu kalau modifikasi cuaca sudah ada sejak tahun 1940. Walaah... ternyata orang-orang dari zaman dulu memang udah keren-keren ya. Aku tahunya ya yang terkenal-terkenal aja sih.

    Tapi, bagaimanapun, alangkah baiknya kita saling membantu merawat bumi, sebaik-baiknya modifikasi, lebih baik yang alami kan Kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mba, mulai dari kita menjaga alam maka kita akan terhindar dari bencana alam itu sendiri minimal kita aktif dalam kegiatan pengurangan resiko bencan

      Delete
  20. oh, jadi garam yang dipakai cacl2 dan NaCl yaaa...
    kira-kira butuh berapa banyak garam bang day hingga bisa turun hujan? apalagi untuk memenuhi kebutuhan di daerah pertanian yg udh lama gak kena hujan..

    btw, aku pernah praktek hujan buatan di bbpt, ajaib yaa langsung turun hujan setelah tabur garam. meski gak lama sih hanya beberapa detik aja hujannya. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pada beberapa jurnal disebutkan dalam 1 operasi hujan buatan bisa menghabiskan 3 ton garam.

      Wah mantap mba sudah ikut praktek langsung

      Delete
  21. makasih sharing nya mas.. jadi nambah wawasan.. jangan bosan2 ya.. nulis artikel kekgini..

    ReplyDelete
  22. Baru tahu ternyata hujan buatan tetep membutuhkan awan ya. Yang jadi pertanyaan kalau cuacanya cerah gimana dong?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya gak bisa mas, ibarat mau panen jagung ya harus ada benih yang tumbuh dulu

      Delete
  23. Pada dasarnya manusia tetap tidak bisa membuat hujan dari hampa ya. Awan dan angin tetap merupakan kondisi yang sudah ada. Serem gak sih pilot yang bertugas menabur garam? Kan dia harus dekat-dekat awan calon hujan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibarat nanam, benihnya harus ada dulu. Garam2 sepeti pupuk yang mempercepat tumbuh kembang tanaman.

      Memang operasi hujan buatan cukup riskan buat pilotnya karena mereka terbang justru mendekati awan2

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.