Telekoneksi Iklim
Telekoneksi dapat berdampak besar pada cuaca dan iklim di wilayah yang terkena dampak. Mereka dapat memengaruhi suhu, curah hujan, jalur badai, kekeringan, dan bahkan tren iklim jangka panjang.
Memahami telekoneksi sangat penting bagi ilmuwan iklim untuk meningkatkan prediksi iklim dan mengelola risiko yang terkait dengan peristiwa cuaca ekstrem.
Contoh mode iklim yang terkenal termasuk El Niño-Southern Oscillation (ENSO), North Atlantic Oscillation (NAO), dan Pacific Decadal Oscillation (PDO). Perubahan mode iklim ini dapat menyebabkan telekoneksi antar wilayah.
Konsep telekoneksi berawal dari presentasi ini:Does the Flap of a Butterfly’s Wings in Brazil set off a Tornado in Texas?Edward Lorenz, 1972
Apa Itu Pacific Decadal Oscillation (PDO)
Pacific Decadal Oscillation (PDO) atau osilasi dekadal Pasifik merupakan pola suhu muka laut di Samudera Pasifik dengan fluktuasi jangka panjang sekitar 20-30 tahun. Istilah PDO pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 1996 oleh Steven Hare di University of Washington.Bersama dengan rekannya Nathan Mantua, Yuan Zhang, Robert Francis dan Mike Wallace mereka menemukan pola siklus tersebut sebagai bagian dari pekerjaan rutin meneliti fluktuasi populasi ikan.
Cara Mengidentifikasi PDO
![]() |
Domain identifikasi dan perhitungan indeks PDO Gambar: https://climatedataguide.ucar.edu |
![]() |
Grafik indeks PDO yang disediakan oleh NOAA |
PDO Fase Hangat
- Pola curah hujan
- Pengaruh siklon tropis
- Perubahan suhu laut
- Dampak terhadap iklim
PDO Fase Dingin
![]() |
PDO fase dingin Gambar: https://polarbearscience.com/ |
- Pola curah hujan
- Pengaruh siklon tropis
- Perubahan suhu laut
- Dampak terhadap iklim
PDO, El Nino dan La Nina
Sejauh ini, kita tahu bahwa PDO adalah perubahan siklus suhu air di Samudra Pasifik Utara, dan itu dapat mempengaruhi suhu musim dingin dan tingkat curah hujan. El Niño adalah pemanasan permukaan air laut di dekat khatulistiwa di Samudra Pasifik.
Peningkatan suhu permukaan laut ini pada gilirannya menyebabkan perubahan cuaca di darat. Ini mirip dengan fase hangat dari PDO.
Dan perlu dicatat ada La Niña , yang merupakan kebalikan dari El Niño, membawa suhu permukaan laut yang lebih dingin di Samudra Pasifik dekat khatulistiwa, yang, pada gilirannya, membawa perubahan suhu ke Amerika Utara.
Secara khusus, musim dingin yang lebih dingin di Barat Laut dan suhu yang lebih hangat di Tenggara. La Niña memiliki beberapa kesamaan dengan fase dingin PDO.
Secara keseluruhan, pola spasial PDO mirip dengan ENSO. Perbedaan terbesar antara PDO dan ENSO adalah skala waktunya. Jika ENSO terutama merupakan fenomena antartahunan, maka PDO berskala dekade.
Dengan demikian, catatan data yang relatif panjang diperlukan untuk mendefinisikan dan memahami PDO.
Dampak PDO Pada Cuaca dan Iklim Indonesia
Pengaruh Pacific Decadal Oscillation (PDO) terhadap cuaca dan iklim di Indonesia dan Asia tidak sekuat pengaruhnya di wilayah Pasifik Utara dan Amerika Utara. Meskipun begitu, PDO masih dapat memberikan dampak sekunder terhadap cuaca dan iklim di wilayah Indonesia.
Interaksi kompleks antara PDO, ENSO, dan IOD dapat menghasilkan dampak yang beragam terhadap cuaca dan iklim di Indonesia.
Misalnya, selama fase positif PDO bersamaan dengan fase El Niño yang kuat dan IOD positif, Indonesia dapat mengalami musim kemarau yang lebih panjang dan kekeringan yang lebih parah.
Sebaliknya, kombinasi fase negatif PDO, La Niña, dan IOD negatif dapat menyebabkan peningkatan curah hujan dan risiko banjir di beberapa wilayah Indonesia.
Acuan
- https://climatedataguide.ucar.edu/climate-data/pacific-decadal-oscillation-pdo-definition-and-indices
- https://energyeducation.ca/encyclopedia/Pacific_Decadal_Oscillation
- https://legacy.climate.ncsu.edu/climate/patterns/pdo
- https://polarbearscience.com/2014/01/16/nature-acknowledges-warming-hiatus-but-does-not-explain-continued-declines-in-arctic-sea-ice/
- https://www.metoffice.gov.uk/weather/learn-about/weather/oceans/pacific-decadal-oscillation
0 Comments
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.